Punya Spek Bidadari, Liana Tasno Bos PSIM Yogyakarta Ngaku Pernah Digoda Suporter, Begini Katanya

Liana Tasno bos PSIM Yogyakarta
Sumber :
  • Instagram

Siap – PSIM Yogyakarta berhasil naik level ke Liga I. Di balik prestasi gemilang itu, publik tengah dibuat penasaran dengan sosok Yuliana Tasno atau yang populer disapa Liana Tasno.

Berambisi Bawa Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia, Patrick Kluivert Berburu Pemain Lokal Sampai Rela Terbang ke Ternate

Paras cantik wanita kelahiran 19 Juli 1984 ini tak terlepas dari kesuksesan PSIM Yogyakarta. Lantas siapa dia?

Yuliana Tasno atau yang dikenal Liana Tasno, adalah Direktur Utama PSIM Yogyakarta sejak tahun 2023. 

Ngotot Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia, Sederet Bintang Eropa Rebutan Masuk Skuad Patrick Kluivert

Hebatnya lagi, ia menjadi perempuan pertama yang memimpin klub sepak bola bersejarah itu. 

Sebelumnya, Liana Tasno menjabat sebagai direktur bisnis dan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas keuangan klub. 

Kronologi Eks Pemain Bhayangkara FC Radja Nainggolan Diringkus Polisi Akibat Selundupkan Kokain

Ia juga dipercaya untuk meningkatan performa tim dan pengembangan hubungan dengan sponsor. 

Mendapat julukan sebagai bidadarinya PSIM Yogyakarta, Liana Tasno ternyata dikenal murah senyum dan mudah bergaul.

Lantas apakah dirinya pernah digoda saat beraksi di lapangan hijau?

Dikutip dari tayangan YouTube suaracom, Liana tak menampik hal tersebut. Namun ia tak ambil pusing lantaran sudah terbiasa berada dilingkungan kerja yang kebanyakan cowok. 

"Adalah ya beberapa kali. Saya dari basket kan sebenarnya, sejarahnya dulu di IBL lalu pindah ke PSSI. Memang lingkungan kerja saya tuh namanya sport banyak cowok," katanya. 

"Iya digodain ya adalah. Tapi kalau di PSIM belum," ujarnya.

Menurut dia, lingkungan sepak bola jauh lebih sopan. 

"Saya rasanya ada perbedaan etitude. Kalau pemain bola itu saya malah merasa nyaman. Mereka tuh lebih santun. Jadi mereka tuh kalau ketemu saya tuh biasa cium tangan, masih hormat banget lah gitu deh," ujarnya. 

"Jadi ya itu ada perbedaan etitude. Saya sih merasa kalau pemain bola lebih nyaman. Mereka menghormati saya, saya juga menghormati mereka gitu," sambungnya.