Pentolan OPM Sesumbar Habisi Nyawa Perwira TNI di Papua, Ternyata Ini Motifnya
- Istimewa
Siap – Salah satu pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap XIII Kegepa Nipouya Paniai, Brigjen Mathius Gobay, akhirnya buka suara.
Dikutip dari tayangan video yang beredar di media sosial, pentolan OPM ini secara mengakui, bahwa dirinya yang memberi perintah untuk menghabisi nyawa Danramil 1703-04 Aradide, Letda Inf Oktovianus Sogalrey.
"Itu memang kami yang perintah karena dia menyamar dengan masyarakat tawarkan masuk NKRI. Jadi saya perintahkan komandan operasi untuk habisi dia," katanya dikutip siap.viva.co.id pada Sabtu, 13 April 2024.
Organisasi Papua Merdeka atau OPM, kembali melontarkan tantangan perang terhadap TNI-Polri. Mereka bahkan telah menentukan lokasinya.
Dikutip dari tayangan video yang diunggah akun Twitter @HPanus27 tampak pasukan OPM memberikan pernyataan sikap, bersama dengan pilot Susi Air, Kapten Philips yang sampai saat ini masih di sandera oleh mereka.
Adapun beberapa point yang disampaikan pentolan OPM itu di antaranya mendesak kemerdekaan Papua dan menghukum Indonesia sesuai peraturan internasional.
Tak hanya itu, mereka juga melontarkan tantangan perang terhadap TNI-Polri.
"Tentara Indonesia sudah tahu, presiden Indonesia sudah tahu, presiden baru sudah tahu, titik perang hanya Wamena sampai Mamuju," kata salah satu petinggi OPM dalam video yang beredar ini.
Lebih lanjut OPM juga mendesak pemerintah Indonesia untuk tidak menghabisi nyawa warga sipil.
"Tolong Indonesia hentikan perang dari udara, kalau darat saya siap lawan," katanya.
Dikutip dari postingan akun @HPanus27, adapun keterangan dalam video ini berbunyi, TPNPB Kodap III Ndugama, di bawah Pimpinan Brigjen Egianus Kogoya merilis video baru berisi tuntutan dan kesaksian pilot asal NZ tentang pemboman yang telah dan sedang lakukan oleh militer indonesia di Ndugama.
OPM Bunuh Danramil Aradide
Diberitakan sebelumnya, Danramil 1703-04 Aradide, Letda Inf Oktovianus Sogalrey tewas dengan kondisi mengenaskan, akibat diserang kelompok sparatis OPM di Papua, pada Rabu 10 April 2024.