Menjejak Peninggalan Sunan Gunung Jati di Depok
- Istimewa
Siap – Bagi masyarakat kota Depok, Masjid Jami Al Istiqomah bukan sekadar tempat ibadah semata. Mereka meyakini, masjid berlokasi di Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoranmas, memiliki keterikatan dengan salah satu Wali Songo.
Ketua Dewan Kehormatan Masjid (DKM) Masjid Jami Al Istiqomah Suganda beberapa waktu lalu menjelaskan masjid tersebut merupakan jejak peninggalan Sunan Gunung Jati. Usianya sekira 192 tahun.
Masjid bercat hijau, krem, dan putih tersebut mampu menampung sekira 1.000 jamaah. Meskipun berusia tua, masjid bersejarah tersebut hanya dua kali direnovasi.
"Yang terakhir pada tahun 2010. Renovasi dilakukan dengan memperbaiki bagian bangunan yang rusak dan melakukan pengecetan," kata Suganda.
Pria berbusana muslim dengan kopiah berwarna putih mengatakan hampir setiap hari Masjid Jami Al Istiqomah selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai pelosok tanah air.
"Selain untuk ibadah, mereka datang untuk berziarah," katanya.
Salah satu bukti peninggalan Sunan Gunung Jati, kata Suganda, bedug di sisi utara masjid sudah berusia tua.
Hal itu diyakininya dari bentuk yang sederhana serta ukuran yang tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan pembuatan bedug modern.
"Ini bedug dari Cirebon yang dibawa Sunan Gunung Jati. Cerita ini sudah saya dapatkan sejak saya masih kecil. Masjid ini berkaitan kisah dengan sejarah Sumur 7 Kramat Beji. Memang (literatur) tidak ada. Tapi kami tetap meyakini cerita yang terus didaraskan oleh orang-orang tua kami," katanya.
Dibangun hanya Semalam
Selain dipercaya sebagai masjid yang dibangun Sunan Gunung Jati, Masjid Al istiqomah juga memiliki kisah misteri yang sampai saat ini masih dipercaya warga sekitar.
Bahkan cerita yang terus didaraskan sejak dulu tetap lestari dikisahkan para pengurus masjid kepada para peziarah.
"Banyak sekali yang berdoa dan berziarah ke sini," kata Suganda.
Suganda mengatakan, berkat karomah yang dimiliki Sunan Gunung Jati, masjid tersebut dibangun tidak lebih dari satu malam saja.
"Masjid ini dibangun mulai dari tenggelamnya matahari sampai dengan terbitnya fajar," katanya.
Meski berbalut kisah misteri, Suganda menegaskan bahwa hal tersebut bukan termasuk masalah penting yang harus diperdebatkan.
Ia mengaku, karena hal itu banyak dari para peziarah yang akhirnya salah tafsir dalam memandang Masjid Jami Al Istiqomah.
"Kalau sekadar berdoa kepada Allah Ta'ala itu tidak apa. Ini jadi banyak yang salah langkah. Berdoa dan memohon keberkahan kepada masjid. Masjid itu benda. Masyarakat juga harus pahami hal yang paling fundamental dalam beragama," tandasnya.