Guru Besar Farmasi UP Sorot Tantangan BPOM soal Pengawasan Obat: Kita Harus Realistis

UP gelar pelatihan farmasi dan BPOM
Sumber :
  • siap.viva.co.id

Siap – Sistem pengawasan yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM pada dunia farmasi atau bidang obat-obatan dinilai masih kurang optimal.

Sentil Kemunduran Demokrasi di Indonesia, Guru Besar UI Sebut Hukum Jadi Alat Politik Penguasa

Setidaknya hal itu diungkapkan oleh Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Pancasila (UP), Yusi Anggriani disela-sela kesibukannya.

Namun demikian, menurut dia, BPOM sejauh ini sudah melakukan tugas dan fungsinya dengan baik.

Kisah Theresia Ngutra, Mahasiswi UP Pejuang Pendidikan di Tanah Papua

"Kalau berdasarkan hasil studi kita ya terlihat dari hasil studinya Starmed itu tidak jauh berbeda dengan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPOM, walaupun jumlah sampel kita lebih kecil," katanya pada Selasa, 3 Oktober 2023.

"Tapi setelah kita melakukan studi ternyata memang dalam pengawasan obat itu banyak tantangan," sambungnya.

Saingi China, UP Dorong Lulusannya Jadi Pengusaha, Siswono: Saya Optimis di Tahun 2045

Salah satu tantangan itu, menurut Yusi, adalah ketersediaan anggaran dan sumber daya manusia untuk melakukan pengawasan produk yang begitu besar di Indonesia.

"Kita benchmark dengan studi di negara lain, bahwa negara lain itu mempunyai anggaran yang cukup tinggi untuk menjamin agar obat itu bisa aman bermutu pada masyarakat," jelasnya.

Jadi kalau dari sisi fungsinya, lanjut Yusi, itu sudah sudah bagus.

"Tinggal mengoptimalkan bagaimana satu dari SDM (sumber daya manusia), kemudian yang kedua anggaran. Nah yang ketiga mungkin infrastruktur kita karena Indonesia banyak," katanya.

Lebih jauh guru besar UP itu mengatakan, kalau dari fungsi pengawasan sudah dilakukan semua oleh BPOM.

"Namun kita kan harus realistis. Kalau mau nuntut bagus ya harus didukungkan. Kalau misalnya kurang, ya tetap fungsinya sudah dilakukan, tetapi belum optimal," ujar dia.

"Jadi mungkin ada aspek yang terlewat gitu kan, itu kalau mau ditingkatkan adalah optimalisasi bagaimana supaya BPOM bisa meningkatkan aspek pengawasannyam," timpalnya lagi.

Menurut dia, dari sisi studi ini sudah kelihatan bahwa BPOM sudah berusaha sekuat tenaga menjamin obat agar tetap aman.

"Tetapi mungkin karena keterbatasan lain yang itu harus dipikirkan bersama," katanya.

Terkait hal itu, UP dengan project sistematik tracking of empiris medicine (Starmed) melakukan salah satu aspek kegiatan yang berwujud untuk pengabdian kepada masyarakat.

Salah satu program itu adalah dengan menggelar pelatihan untuk para jurnalis.

"Jadi kita memberikan info kepada para jurnalis terkait dengan bagaimana sebenarnya pengawasan mutu obat di Indonesia."

Tujuannya, kata Yusi, supaya pengetahuan tentang bidang farmasi bisa disebarluaskan ke masyarakat.

"Bagaimana bahwa obat itu harus dipastikan keamanan mutu ketersediannya," ucap dia.