Mengenal Balimau Tradisi Unik Masyarakat Minangkabau, Mandi Jeruk Nipis Sambut Ramadan

Tradisi untuk membersihkan diri dalam menyambut Ramadan.
Sumber :
  • Instagram@fevyoktajhoandaaa

SiapRamadan memang memberikan nilai dan kemeriahan tersendiri bagi umat Islam. Begitu banyak hikmah yang diperoleh di bulan suci ini, sangat wajar bila umat Islam menyambutya dengan sukacita. 

Tanggapan Buya Yahya soal Hukum Dalam Islam Terkait Sumpah Pocong dan Sumpah Banyucis Saka Tatal

Berbagai bentuk kegiatan pun digelar untuk menyambut bulan suci, salah satunya tradisi Balimau dari Minangkabau, Sumatra Barat.

Menurut salah satu jurnal karya M. Ridwan Bukhari, Balimau sendiri berarti mandi menggunakan jeruk nipis, baik digunakan untuk pencuci rambut, kepala, atau badan. Secara etimologi, kata Limau sendiri diartikan sebagai jeruk.

TikTok Ramai 'Cek Khodam', Penjelasan Buya Yahya Menurut Islam

Biasanya juga dipadukan dengan rempah-rempah dari daun pandan dan bunga-bungaan. Setelah mandi, rempah-rempah tersebut akan ditaburkan ke tubuh.

Tradisi turun-temurun ini dipercaya masyarakat setempat sebagai peristiwa penyucian fisik, serta memperkuat rasa persaudaraan sesama umat muslim. 

Profesor Quraish Shihab Ungkap Amalan yang Bisa Bermimpi Nabi Muhammad SAW, Tertarik Mencoba?

Nah, dalam menyambut Ramadan, tradisi Balimau juga dilakukan dengan maksud membersihkan hati dan tubuh, serta siap melaksanakan puasa.

Zaman dulu, masyarakat Minangkabau mandi menggunakan jeruk nipis sebagai pengganti sabun. Tradisi yang sudah ada sejak abad ke-19 ini awalnya sebuah ritual pada hari terakhir bulan Syaban ketika seseorang diharuskan mandi dengan limau. 

Setelah Balimau tersebut, barulah seseorang berniat untuk berpuasa Ramadan esok harinya. Namun, dalam perkembangannya Balimau mengalami pergesaran nilai, terutama di kalangan anak muda. 

Pasalnya, Balimau lebih banyak dilakukan di tempat pemandian umum sehingga terjadi percampuran antara laki-laki dengan perempuan yang tidak muhrim. Hal tersebut dianggap melenceng dari tujuan semula dan melanggar nilai agama.

Kesempatan tersebut kerap kali dimanfaatkan remaja untuk jalan-jalan, bahkan mandi bersama pacar mereka. Untuk itu, masyarakat setempat hanya bisa berharap kepada pemerintah, tokoh masyarakat, dan orang tua untuk melarang anaknya yang masih remaja pergi mengikuti acara mandi Balimau.