Ketika Habib Bahar Gertak Kepala Lapas Gunung Sindur: Saya Nggak Mau Tahu!

Kisah Habib Bahar gertak Kalapas Gunung Sindur
Sumber :
  • Tangkapan layar YouTube Sayyid Bahar Bin Sumaith Official

Siap – Habib Bahar bin Smith menceritakan pengalamannya ketika berada di dalam penjara Lapas Gunung Sindur, Bogor. Salah satunya yang paling diingat adalah ketika memperjuangkan hak umat Nasrani untuk menjalankan ibadah misa Natal.

Doa Menggelegar Habib Bahar di HUT ke-78 Bhayangkara

Hal ini terungkap dalam video yang diunggah akun YouTube Sayyid Bahar Bin Sumaith Official. Kala itu, Habib Bahar mendapat pertanyaan dari sejumlah wanita yang mengaku dosen UIP

Mereka penasaran dengan sikap toleransi Habib Bahar. Termasuk ketika ia mendekam di balik jeruji besi Lapas Gunung Sindur. 

Habib Bahar Akui Ada Kiai hingga Habaib yang Terpapar Judi Online, Siapa Mereka?

Pemimpin LSM Majelis Pembela Rasulullah itu mengatakan, umumnya di lapas atau rutan, para napi hidup berkelompok. Biasanya sesuai dengan suku dan agamanya masing-masing. 

Terlebih di Lapas Gunung Sindur, penjara yang dikenal dengan penjagaan ekstra atau disebut high risk.

Sayid Qori Penantang Duel Habib Bahar Nyaris Diamuk Warga Malang: Saya Minta Maaf

"Nah waktu di lapas itu semua saya rangkul. Saya tidak peduli, mau Kristen, mau Hindu, Bunda, semua saya rangkul. Nah ketika saya masuk saya hilangkan (gaya berkelompok mereka)." 

"Saya bilang, enggak ada suku-sukuan. Kalian suku-sukuan lawan saya, kalian tahu gilanya saya kan. Enggak ada suku-sukuan. Semua saya rangkul, mau Kristen Buddha, Hindu semua suku harus nyatu," sambungnya.

Dari situlah akhirnya Habib Bahar meraih simpati para napi non mulsim. Bahkan, beberapa warga binaan yang ditunjuk sebagai pengurus gereja di Lapas Gunung Sindur sampai minta bantuannya. 

Mereka berharap bisa diberikan izin untuk melakukan Misa malam Natal. 

"Akhirnya saudara-saudara dari pengurus gereja datang, mereka bilang, bib minta tolong habib bilangin tanggal 24 kita mau Misa malam Natal," tutur Habib Bahar mengingat omongan tersebut. 

Tanpa banyak basa basi, pengelola Ponpes Tajul Alawiyyin Bogor langsung mendatangi Kepala Lapas (Kalapas) Gunung Sindur.

"Saya datang ke kalapas, saya hanya bilang begini. Pak saya mau tanya, kita orang yang Muslim kalau malam takbiran keluar nggak? Ya bib keluar. Terus kenapa anak-anak Nasrani enggak boleh keluar? Saya enggak mau tahu, mereka harus bisa keluar," gertak Habib Bahar kala itu.

Sontak, permintaan tersebut dituruti. Alhasil, sejumlah napi Nasrani itu pun akhirnya bisa melaksanakan ibadah malam Natal di gereja lingkungan Lapas Gunung Sindur.

"Dari situ mungkin sampai mereka keluar dari penjara pun anak-anak Nasrani ini  mereka ikut saya ceramah di mana-mana. Jadi pengawal saya bukan hanya Muslim, tapi anak-anak Nasrani yang keluar lapas mereka ikut mengawal saya ceramah." 

"Jadi kesetiaan mereka bukan hanya ketika di penjara saja, walaupun sudah keluar tetap mereka ada di dekat saya," sambungnya.