Gus Baha, Ulama Penuh Karomah Jejak Kecerdasan dan Keilmuan yang Mengejutkan KH Maimoen Zubair
- Istimewa
Siap –Dalam sorotan publik, nama KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha, bukan hanya mencuri perhatian sebagai ulama sederhana, tetapi juga sebagai figur penuh karomah dan keilmuan luar biasa.
Dari pondok pesantren di Kragan, Narukan, Rembang, Gus Baha mewarisi keilmuan gemblengan ayahnya, KH Nursalim, dan ulama terkemuka KH Maimoen Zubair.
Kejeniusan Gus Baha terpancar sejak usia muda. Ia berhasil mengkhatamkan Alquran dengan lisensi ketat sang ayah sebelum mondok ke Pondok Pesantren Al Anwar di Sarang, Rembang.
Di sana, keilmuan syariatnya, termasuk fikih, hadis, dan tafsir, bersinar. Pencapaian hafalan Sahih Muslim dan kitab-kitab gramatika Arab seperti Imrithi dan Alfiah ibnu Malik membuatnya menjadi pemegang rekor di Al Anwar.
Namun, prestasinya tak hanya terukir dalam hafalan kitab-kitab suci. Gus Baha juga menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam mencari tabir.
Kisah unik terjadi ketika ia dipanggil oleh Mbah Moen untuk menyelesaikan suatu persoalan. Dengan karomahnya, Gus Baha mampu menemukan tabir tanpa membuka referensi kitab, membuat sang guru terkesima.
Tak hanya itu, kedekatan Gus Baha dengan kiainya menjadi daya tarik tersendiri.