Rocky Gerung Bocorkan Plot Rahasia! Gelombang Kritik Guru Besar, Jokowi Berada di Ambang Kehancuran!
- Youtube rocky gerung official
Siap –Sebuah gelombang kritik yang memukau mengguncang pemerintahan Presiden RI Jokowi, diwarnai oleh suara tajam dari sivitas akademika sejumlah kampus, termasuk guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kritik tersebut dilontarkan melalui petisi, menyoroti pandangan bahwa pemerintahan Jokowi dianggap telah keluar jalur dan demokrasi negara ini tengah mengalami penurunan yang signifikan.
Pengamat politik terkenal, Rocky Gerung, tak tinggal diam menghadapi gelombang kritik ini.
Ia merespons dengan keheranan terhadap pernyataan Istana, khususnya dari Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Ari Dwipayana, yang menuding orkestrasi narasi politik kepentingan elektoral.
Menurut Gerung, pernyataan tersebut terkesan memojokkan gelombang kritik sivitas akademika dari berbagai kampus, termasuk dari almamater Jokowi sendiri, UGM.
Rocky Gerung dalam sebuah rekaman di kanal YouTube resminya pada Minggu malam, 4 Februari 2024, menyatakan,
"Orkestrasi disiapkan memang untuk membantah gelombang akal sehat yang datang dari kampus itu. Kan dari awal, saya kira detektif Istana tahu suatu waktu akan meledak juga nih guru-guru besar. Yang justru datang dari kampus Pak Jokowi."
Dia tidak hanya menyinggung kritik terhadap pemerintahan Jokowi, melainkan juga mencermati tindakan UGM yang tidak memberikan sanksi terhadap mahasiswa pendemo dan bahkan memasang baliho Jokowi sebagai alumnus yang dianggap paling memalukan.
"Dari situ, kita tahu sebetulnya itu disponsori diam-diam juga oleh guru besar itu," ujar Rocky.
Rocky menduga keberanian mahasiswa tersebut berasal dari sponsoran diam-diam oleh guru besar.
Rocky Gerung juga mencatat pandangannya terhadap Universitas Indonesia (UI) yang rektornya dinilai dekat dengan Jokowi.
"Tapi, dia gak mungkin melarang sejarah UI yang menuntut supaya kampus itu jadi kampus perjuangan. Demikian juga kampus-kampus yang lain," sebutnya.
Meskipun, menurutnya, seorang rektor tidak bisa melarang guru besar untuk melontarkan kritik.
Ia menilai bahwa pernyataan Ari Dwipayana soal kritik kampus sebagai narasi orkestrasi adalah konyol, terutama mengingat status almamater UGM yang juga dimiliki oleh Ari.
"Jadi, konyol juga Ari Dwipayana itu tidak mengukur kultur universitasnya sendiri ya. Kan, itu seperti jadi pembutaan kebudayaan itu," ujar Rocky.
Dalam tanggapannya, Ari Dwipayana dari Istana memandang kritikan sivitas akademika sebagai vitamin untuk perbaikan kualitas demokrasi di Indonesia.
Ia menegaskan bahwa dalam negara demokrasi, kebebasan berpendapat, termasuk melalui petisi, harus dihormati.
"Bapak Presiden juga telah menegaskan freedom of speech adalah hak demokrasi. Kritik adalah vitamin untuk terus melakukan perbaikan pada kualitas demokrasi di negara kita," kata Ari di Jakarta pada Jumat, 2 Februari 2024.
Ari juga menekankan bahwa perbedaan pendapat dan pilihan politik adalah hal yang wajar dalam demokrasi, terutama dalam tahun politik pemilu.
Meskipun ia mengakui upaya mengorkestrasi narasi politik sah-sah saja, Ari berharap agar kontestasi politik dan pertarungan opini dibangun dalam budaya dialog yang substantif.
Presiden Jokowi sendiri merespons kritikan dari sivitas akademika dengan sikap santai.
Bagi Jokowi, kritikan tersebut adalah hak demokrasi setiap individu untuk menyampaikan pendapat.
"Ya itu hak demokrasi setiap orang boleh berbicara berpendapat. Silakan," kata Jokowi di Jakarta pada Jumat, 2 Februari 2024.