Jelang Pemilu 2024, Kemenkominfo hingga DPR Serukan Bijak Bermedia Sosial, Ini Sebabnya!

Webinar Kemenkominfo soal media sosial jelang Pemilu 2024
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus berupaya memberikan sosialisasi pada masyarakat, agar dapat mengikuti arus perubahan menuju digitalisasi dengan cara bijak. 

Dapat Nomor Urut 2, Gerindra Yakin Supian-Chandra 'Dapat Pertanda Alam' Menang Pilkada Depok

Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkominfo di antaranya dengan menggelar webinar literasi digital bertajuk Menjadi Cerdas di Era Digital. 

Kegiatan yang digelar Ditjen Aptika Kemenkominfo itu turut menggandeng Komisi I DPR RI, belum lama ini.

Polemik Azan Magrib 'Running Text', Menag Akhirnya Buka Suara

Dalam paparannya di webinar tersebut, Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F Paulus mengatakan, dalam menghadapi tantangan ke depan, generasi milenial dan generasi Z dituntut memiliki karakter yang mampu beradaptasi tinggi.

Kemudian fleksibel, kreatif, paham teknologi, empati, dan mampu berpikir kritis sebagai modal utama untuk menghadapi era digitalisasi yang bergerak secara dinamis.

FPI Ultimatum Kemenkominfo soal Azan Magrib Diganti Running Text Saat Misa Paus Fransiskus

Menurutnya, era digital adalah zaman dimana teknologi digital telah merubah cara kita berinteraksi dan berkomunikasi. 

"Jika kita tidak ikut berubah, bukan hanya ketinggalan, tetapi akan menjadi kesulitan tersendiri. Di sinilah pentingnya literasi dengan mau terus belajar,” kata Lodewijk.

Tantangan menjadi generasi cerdas digital, kata dia, bukan hanya memahami teknologi, tetapi juga menggunakan kecerdasan untuk memilih pemimpin yang berkomitmen pada keadilan, integritas, dan kemajuan.

"Karenanya, Pemilu 2024 yang akan kita hadapi merupakan panggung dimana generasi ini dapat membuktikan bahwa pribadi yang cerdas dan bijaksana dapat membentuk masa depan yang cerah." 

Sementara itu, Praktisi Literasi Digital, Prof Dodo Muktiyo menyebut, dalam menghadapi era industri 4.0 dan society 5.0 perlu ditekankan sedikitnya empat hal. 

Pertama, literasi data, yakni kemampuan untuk membaca, menganalisis, dan menggunakan informasi di dunia digital.

Kedua, literasi teknologi. Yakni memahami cara kerja mesin dan aplikasi teknologi. 

Ketiga, literasi manusia yang mencakup sisi kemanusiaan, komunikasi dan desain. Keempat adalah dengan terus berkarya dan kreatif. 

“Kemampuan berfikir strategis, kejelian melihat peluang, keberanian mengambil resiko, kegigihan dalam berusaha, serta kecepatan dalam mengambil keputusan, bisa menjadi faktor penentu prestasi pemanfaatan teknologi digital,” tutur Prof. Dodo.

Di lain sisi, Akademisi Yuri Rahmanto megatakan, ada banyak peluang yang bisa diambil dari era digitaliasi ini. 

Di antaranya, bisa mengakses dan berbagi infomrasi dengan cepat dan mudah, meningkatkan literasi dan pengetahuan masyarakat secara keseluruhan. 

Selain itu, mengubah cara pembelajaran dan meningkatkan akses pendidikan melalui berbagai platform serta teknologi pembelajaran digital. 

“Kita juga bisa mengembangfkan ekonomi melalui industri digital dengan mamfasilitasi inovasi dan penciptaan lapangan kerja baru," katanya.

Namun, meski banyak peluang yang bisa diraih, Yuri juga mengingatkan bahwa ada sejumlah tantangan yang di era digitaliasi saat ini dan di masa depan. 

Sedangkan dari sisi tantangan, ia merinci bahwa perkembangan teknologi yang cepat dan terus berubah menjadi tantangan utama. 

Selain itu, perubahan yang cepat membutuhkan adaptasi dan pembaruan yang konstan, persaingan yang semakin ketat di pasar digital, sehingga mengharuskan perusahaan untuk terus berinovasi.