Bikin Merinding! Tiga Atraksi Ekstrem Masyarakat Singkawang saat Cap Go Meh
- www.satyawinnie.com
Siap – Bunyi gong bertalu-talu memecah suasana di Singkawang, Kalimantan Barat. Suaranya sungguh riuh bercampur semerbak wangi dupa.
Di tengah jalan tampak sekelompok orang berpakaian khas Tionghoa dikerumuni ribuan masyarakat. Menyimak sedikit lebih dekat, pemandangan mengerikan mulai terlihat.
Pada wajah sekelompok orang-orang itu tertancap benda-benda tajam. Namun, wajahnya tetap biasa, tak sedikit pun rasa sakit yang dilukiskan. Hal tersebut sudah biasa dilakukan setiap tahun dalam atraksi Tatung.
"Tatung merupakan atraksi ekstrem yang dilakukan masyarakat Singkawang dengan menusuk-nusuk anggota tubuh dengan benda-benda tajam. Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan perayaan Cap Go Meh," seperti dikutip siap.viva.co.id, Sabtu, 27 Januari 2024.
1. Tradisi Tatung
Tatung dalam bahasa Hakka adalah orang yang dirasuki roh dewa atau leluhur. Tak sembarang orang bisa menjadi Tatung.
Kemampuan itu bisa dimiliki melalui keturunan atau peristiwa tertentu. Tapi ada juga yang mempelajari untuk menjadi Tatung, melalui tuntunan seorang suhu atau guru.
Namun, pada umumnya seseorang menjadi Tatung karena telah ditakdirkan sejak lahir atau mendapat 'panggilan' dalam perjalanan hidupnya. Tua muda, pria wanita tak bisa menolak jika 'panggilan' itu datang.
2. Ritual Tatung
Seorang Tatung sebelum pertunjukan harus melakukan beberapa ritual. Adapun di antaranya adalah puasa memakan daging atau sejenisnya. Seorang Tatung harus menjadi vegetarian pada hari pertunjukan tersebut.
Konon, jika para Tatung melanggar peraturan tersebut, maka ia dapat terluka saat memeragakan keahliannya. Sebelum pertunjukan, biasanya Tatung melakukan ibadah khusus terlebih dahulu.
3. Pertunjukan Tatung
Dalam peragaannya, para Tatung tak menusukkan benda-benda tajam itu pada sembarang tempat. Mereka biasanya sudah siap dengan benda yang telah tertusuk pada tubuhnya sebelum turun ke jalan.
Dengan kondisi yang telah tertusuk mereka mulai mengelilingi kampung dalam perayaan Cap Go Meh.
Selain itu, selama prosesi pertunjukan sang Tatung harus tetap didampingi mediatornya. Hal ini bertujuan agar mediator bisa mengontrol roh yang merasuki para Tatung yang ikut dalam pertunjukan unik tersebut.