Ikrar Nusa Bhakti Sebut Depolitisasi Jokowi Bikin Gempar Lebih Parah dari 98!

Tangkap layar
Sumber :
  • YoutubeDdmnet

Siap –Guru Besar Ilmu Politik, Ikrar Nusa Bhakti, menggugah perhatian dalam sebuah wawancara eksklusif di kanal YouTube Ddmnet( Ruang Publik).

Jawara Betawi Ultimatum Preman yang Serbu Diskusi Diaspora FTA: Ini Macannya Belum Bangun

 Ikrar Nuda Bhakti dengan tajam membahas deparpolitisasi demokrasi yang disebutnya sebagai langkah buruk oleh Presiden Jokowi.

Dalam analisisnya, Ikrar Nusa Bhakti menyampaikan.

Hasil Survei 85 persen Masyarakat Puas Atas Kinerja Jokowi

"Demokrasi konstitusional gagal karena politisi tidak paham peran mereka dalam mempertahankan demokrasi."

Namun, pandangan yang berbeda muncul, di mana ada yang berpendapat bahwa demokrasi tidak gagal, melainkan sengaja digagalkan oleh dua tokoh sejarah, yakni Presiden Soekarno dan Nasution.

Kebebasan Demokrasi Dicoreng Diskusi Diaspora Bersama Tokoh Nasional Dibubarkan Orang Tak Dikenal

"Muncul pertanyaan apakah Indonesia akan tetap mempertahankan Pancasila atau mencari ideologi lain," ujar Ikrar Nusa Bhakti. 

Ikrar menjelaskan bahwa konsep "diwi fungsi" lahir pada tahun 1958, menekankan tunduknya kepala kepada kepala desa dan otoritas pertahanan demi keamanan.

Kemudian, Ikrar Nusa Bhakti mempertanyakan tujuan depolitisasi, menyatakan.

"Agar paslon nomor dua dapat memenangkan pemilu 2024, konsep ini muncul dengan pemikiran bahwa partai politik tidak lagi diperlukan."

 Namun, beliau menyoroti pentingnya partai politik dalam membentuk pemimpin, mencatat bahwa Jokowi tidak bisa menjadi presiden tanpa dukungan PDIP.

Analisis ini juga menyoroti pandangan beberapa orang terhadap partai politik. 

"Penting untuk mengajarkan kepada generasi muda bahwa partai politik memegang peran kunci dalam demokrasi Indonesia," tegas Ikrar Nusa Bhakti.