Konflik Memuncak: AS Serang Pangkalan Militer Yaman, Tudingan Terorisme Menggema

Tangkap layar
Sumber :
  • Viva.co.id

Siap –Pada akhir pekan yang dramatis, militer Amerika Serikat (AS) membidik stasiun radar dan pangkalan militer di ibu kota Yaman, Sanaa. 

Rhoma Irama Ragukan Nasab Habaib di Indonesia, Dulu Mbah Moen Pernah Bilang Gini

Serangan tambahan menyusul, memicu tanggapan tudingan terorisme dari pemerintah pimpinan Ansarallah.

Direktur kantor Al-Mayadeen di Yaman membenarkan bahwa serangan udara dan rudal menyasar pangkalan Al-Dailami dekat Bandara Internasional Sanaa pada Sabtu, 13 Januari 2024. 

Di Bawah Teror Zionis Israel, Begini Kondisi Salat Iduladha di Masjid Al-Aqsa

USS Carney, menurut Komando Pusat AS, menggunakan rudal Tomahawk untuk meredam kapabilitas Houthi (Ansarallah) dalam menyerang kapal maritim, termasuk komersial.

Pasukan AS juga menyerang radar di Yaman, dengan USS Carney kembali menjadi pelaku serangan.

Lawan Israel, MINDA Siap Kerahkan Advokat Terbaik Indonesia untuk Palestina

Brigadir Jenderal Yaman Abed al-Thawr menyebut serangan AS tidak efektif dan didasarkan pada informasi yang sudah ketinggalan zaman.

Menyikapi tindakan AS, anggota Dewan Politik Tertinggi Ansarallah, Mohammed Ali al-Houthi, menegaskan bahwa serangan tersebut adalah terorisme. 

"Amerika Serikat adalah Iblis," ujarnya, menanggapi serangan yang dianggap sebagai respons terhadap aksi Houthi terhadap kapal maritim internasional.

Serangan akhir pekan ini mengikuti aksi serangan Washington dan London di Yaman pada Kamis malam sebelumnya, yang menargetkan beberapa wilayah termasuk ibu kota, Sanaa. 

Presiden AS Joe Biden menyebut serangan tersebut sebagai respons langsung terhadap serangan Houthi, yang sebelumnya tidak pernah terjadi terhadap kapal maritim internasional di Laut Merah.

Konflik semakin meluas dengan sejumlah besar drone dan rudal Yaman menargetkan kapal AS, sebagai tanggapan atas tenggelamnya tiga kapal angkatan laut Yaman dan pembunuhan sepuluh perwira angkatan laut Yaman pada 31 Desember 2023. 

Konflik ini berawal dari serangan pasukan Yaman yang dipimpin Ansarallah terhadap kapal-kapal komersial yang terkait dengan Israel di Laut Merah, sebagai respons terhadap kampanye pengeboman Israel di Gaza yang menewaskan ribuan warga Palestina.