Tok! Jumlah Kuota Haji untuk Indonesia 241 Ribu Orang, Nih Rinciannya

Ilustrasi kuota haji untuk Indonesia
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Kementerian Agama (Kemenag) telah memutuskan jumlah kuota pemberangkatan haji untuk tahun 2024 ini sebanyak 241 ribu orang. 

BPJS Ketenagakerjaan Gaet Ratusan Guru Madrasah Depok, Ini Tujuannya

Adapun kebijakan tersebut sesuai dengan kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia bersama Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. 

Keputusan ini tertuang dalam nota kesepakatan perhajian (ta'limatul hajj) untuk musim haji 1445 H /2024 M. 

Heboh Kabar Larangan Melangsungkan Akad Nikah di Hari Libur, Ini Penjelasan Kemenag

Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al-Rabiah, di Jeddah.

"Kita menyepakati beberapa hal dengan pihak Arab Saudi. Salah satunya, jumlah jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan sebanyak 241 ribu orang," kata Menag Yaqut di Jeddah dikutip dari laman Kemenag pada Selasa, 9 Januari 2024.

Legislator PPP Sentil Petahana soal Depok Minim Madrasah Negeri: Jangan Cari Pembenaran

Dirinya mengungkapkan, bahwa jumlah ini terdiri dari 221 ribu kuota normal dan 20 ribu kuota tambahan yang telah disetujui Raja Arab Saudi. 

"Jumlah kuota ini terbesar sepanjang sejarah penyelenggaraan ibadah haji Indonesia," tutur Menag Yaqut.

Ia menjelaskan, pada 2019, Indonesia mendapatkan kuota 231 ribu jemaah. Jumlah ini berkurang menjadi hanya 100.051 jemaah karena pada 2022 disebabkan pandemi Covid-19. 

Sementara pada penyelenggaraan haji 2023, Indonesia mendapat kuota 229 ribu.

Menurut Menag, selain bertambahnya jumlah kuota ada beberapa peningkatan layanan perhajian yang disepakati dalam ta'limatul hajj. 

"Alhamdulillah beberapa permintaan kita untuk pelayanan haji yang lebih baik, telah disanggupi oleh Pemerintah Arab Saudi."

"Misalnya tentang penempatan jemaah di Mina. Kita bisa menentukan posisi tenda jemaah yang lebih dekat dengan jamarat, selama pelaksanaan kontrak dilakukan lebih cepat," sambungnya.

Masih terkait peningkatan layanan, Pemerintah Arab Saudi juga memberikan kebebasan kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk memilih penyedia layanan (syarikah) saat puncak haji. 

"Tidak harus syarikah ini atau syarikah itu, Indonesia diberikan kebebasan memilih. Ini membuka peluang untuk memilihkan penyedia layanan yang terbaik bagi jemaah haji Indonesia," katanya.

"Ini inovasi yang sangat luar biasa yang dilakukan oleh Pemerintah Arab Saudi," sambungnya.