Biadab! Bentrokan Massa Kejam, Ruko Dibakar Saat Jenazah Lukas Enembe Disambut Penuh Aksi Berdarah
- Istimewa
Siap –Kericuhan kembali memuncak di Kota Jayapura, Papua, saat massa pengantar jenazah mantan Gubernur Lukas Enembe terlibat dalam aksi kekerasan yang mengejutkan
Terbaru, sejumlah rumah toko (ruko) di Pertigaan Perumnas Waena menjadi sasaran pembakaran, menciptakan suasana genting yang meresahkan.
Dari rekaman video yang diterima oleh Siap Viva, terlihat kebakaran hebat di Pertigaan Perumnas Waena, dengan api yang melahap bangunan-bangunan di kawasan tersebut.
Asap hitam membubung tinggi, dan hingga saat ini belum terlihat tindakan konkret dari petugas pemadam kebakaran.
Kericuhan ini berawal ketika massa pengantar jenazah tiba di Expo Waena, Kota Jayapura.
Pertemuan dengan massa yang sudah menunggu memicu insiden di Pertigaan Perumnas Waena, di mana terjadi lempar-lemparan dan eskalasi kekerasan yang sangat mencemaskan.
Barisan massa melemparkan proyektil ke ruko dan bangunan sekitar, menyulut kericuhan yang berlanjut dengan perusakan dan pembakaran.
Aksi pelemparan tak henti, menciptakan kondisi sulit bagi awak media yang akhirnya memutuskan untuk menarik diri. Sementara itu, rombongan pengantar jenazah dilaporkan melanjutkan perjalanan menuju rumah duka.
Kericuhan ini merupakan kejadian kedua dalam satu hari, menyusul insiden sebelumnya saat jenazah hendak dipindahkan dari Bandara Sentani ke tempat persemayaman di STAKIN.
Pertikaian dimulai ketika keluarga dan aparat berencana membawa jenazah menggunakan kendaraan, namun dihalangi oleh warga yang mendesak untuk mengarak jenazah Lukas Enembe.
Permintaan untuk mengarak jenazah diikuti oleh jumlah massa yang besar, memaksa pihak keluarga dan aparat untuk menurutinya.
Ketegangan mencapai puncak saat barisan terdepan yang mengarak jenazah melakukan provokasi dengan melemparkan bangunan dan membakar mobil warga yang terparkir.
Aksi tersebut tidak berhenti, melibatkan penyerangan terhadap aparat dan kendaraan milik mereka, menyebabkan luka pada sejumlah aparat.
Kapolda Papua, Mathius, menyatakan bahwa penindakan tidak dilakukan secara masif selama pengantaran jenazah untuk menghormati simpati masyarakat.
Namun, ia menekankan perlunya saling menghargai dalam menghadapi duka cita bersama, dan mengimbau agar tindakan tidak terpuji tidak mencemari suasana pasca pemakaman nanti.
Kondisi memanas ini menyoroti kompleksitas dinamika sosial dan politik di Papua, membutuhkan perhatian dan langkah-langkah bijak untuk meredakan ketegangan dan memulihkan kedamaian di daerah tersebut.