Cecar Gielbran UGM soal Jokowi Raja Jawa, Ade Armando Singgung Gerbong PKS: Dia Ngawur!
- Istimewa
Siap – Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando melontarkan komentar yang cukup tajam, menanggapi omongan Ketua BEM Universitas Gadjah Mada (UGM), Gielbran Muhammad Noor.
Ade Armando mengatakan, nama Gielbran Muhammad Noor sedang naik daun, prestasinya adalah melecehkan Presiden Jokowi.
"Dia adalah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada yang baru saja menobatkan Jokowi sebagai alumnus UGM paling memalukan," katanya dikutip siap.viva.co.id dari akun Instagram @adearmando pada Selasa, 12 Desember 2023.
Gielbran, kata Ade Armando, telah melontarkan hinaan, dengan menyebut Jokowi adalah Raja Jawa yang culas dan licik.
Ia juga mengatakan, bahwa Gielbran sering diundang dalam acara-acara yang mendiskusikan kemunduran Indonesia.
"Tapi terus terang sih, saya tidak memandang dia sebagai intelektual muda yang berpikiran tajam. Dia misalnya ngawur ketika bilang Jokowi adalah contoh khas seorang pemimpin Jawa, karena menurutnya dalam konsep kekuasaan budaya Jawa etika tidaklah penting," tuturnya.
"Dan sekarang saya semakin mengerti bahwa Gielbran ini kayaknya memang bukan pejuang demokrasi yang tulus, memperjuangkan kepentingan masyarakat luas," sambung Ade Armando.
Sebab menurut mantan dosen UI tersebut, Gielbran sekedar cari sensasi dan lebih dari itu, mewakili kepentingan kekuatan politik tertentu di luar kampus.
"Gielbran adalah seorang kader yang diorbitkan oleh lembaga bernama Rumah Kepemimpinan atau dikenal dengan singkatan RK. Ia penerima beasiswa RK sejak 2020," terangnya.
Ade menjelaskan, bahwa RK bisa disebut sebagai pusat kaderisasi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang bergerak di berbagai Universitas Negeri terkemuka.
Para penerima beasiswa RK itu lazim hidup bersama di asrama kader yang menjadi tempat dimana mereka setiap hari mengalami indoktrinasi.
"Sejak lama sering disebut bahwa salah satu gagasan yang ditanamkan para kader RK adalah arti penting memperjuangkan syariah Islam," katanya.
Lebih lanjut Ade Armando mengatakan, berbagai media sempat memberitakan sepak terjang para kader RK. Misalnya, Presiden BEM UI 2021, Leon Alvinda Putra yang memberi gelar the king of lip service pada Jokowi. Ia adalah alumnus RK.
"Begitu juga di UI ada Ketua BEM 2020 Fajar Adi Nugroho yang menilai Jokowi arogan karena membubarkan FPI," bebernya.
"Lantas ada pula Zadit Takwa yang melayangkan kartu kuning ke Jokowi di masa dies natalis UI," sambungnya.
Jadi, kata Ade, gaya Gielbran ini memang gaya khas kader RK.
"Gaya yang melecehkan Jokowi ini sebenarnya biasa-biasa saja dalam demokrasi. Namun sayang juga kalau mereka melakukannya demi kepentingan agenda politik yang sebenarnya bertentangan dengan NKRI dan demokrasi," tuturnya.
Ade menegaskan, bahwa Indonesia butuh anak-anak muda kritis, tapi mudah-mudahan peluang ini tidak dislahgunakan dengan menggunakan atas nama demokrasi.
"Ayo gunakan akal sehat. Karena hanya dengan akal sehat bangsa ini akan selamat," katanya.