Waspada Virus Nipah, Ini Jenis Makanan yang Harus Dihindari

Potret ilustrasi Virus Nipah
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Kasus Virus Nipah yang menyebar di Kerala India beberapa belakangan ini menjadi perhatian Dunia lantaran masih dibayang bayangi trauma virus Covid-19.

Hasil Uji Coba, Tim U-17 Indonesia Kalah dari India 0-1

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber, hingga saat ini enam orang telah terdeteksi positif dan dua di antaranya meninggal dunia karena virus Nipah.

Atas kejadian tersebut, pemerintah Kerala memutuskan untuk menutup sekolah dan institusi pendidikan di distrik Kozhikode sementara hingga 24 September 2023.

Menkominfo Ngamuk Usai Netizen Sebut Istana Garuda IKN seperti Kelelawar

Pemerintah Kerala segera mengambil sampel untuk melakukan pengecekan risiko penularan virus Nipah dari pasien positif dan kasus meninggal dunia.

Nah, sebenarnya apa sih yang disebut Virus Nipah? Simak ulasannya disini.

Pedagang Daging Sapi Lokal Terancam Bangkrut, Buntut Daging Beku Marak di Kalbar,

Melansir laman halodoc, Virus Nipah termasuk dalam virus zoonosis, yang penyebarannya ditularkan dari hewan ke manusia.

Penyakit ini juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antarmanusia.

Pada seseorang yang terinfeksi, hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit asimtomatik hingga penyakit pernapasan akut hingga ensefalitis fatal.

Seseorang yang mengidapnya perlu mendapatkan penanganan segera agar tidak menyebabkan kematian.

Kelelawar buah adalah hewan reservoir dari penyakit ini, artinya bibit penyakit dapat berada di dalam tubuhnya dan menimbulkan penularan pada makhluk lainnya.

Bukan hanya manusia, virus ini juga dapat menyebabkan masalah yang fatal pada hewan ternak seperti babi.

Maka dari itu, seseorang yang mengonsumsi daging babi atau kelelawar berisiko untuk terserang infeksi dari virus nipah.

Infeksi yang disebabkan oleh virus Nipah (NiV) dapat menyebabkan penyakit ringan hingga berat.

Gejala awal yang dapat timbul meliputi demam, sakit kepala, mialgia, muntah, hingga sakit tenggorokan.

Gangguan ini dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, masalah kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan seseorang mengalami ensefalitis akut.

Beberapa orang juga mengalami gejala berupa pneumonia atipikal dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut.

Ensefalitis dan kejang umumnya terjadi pada kasus yang terbilang parah, perkembangannya menjadi koma dapat terjadi dalam waktu hanya 24 hingga 48 jam.

Penanganan segera perlu dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya kematian.

Masa inkubasi dari virus nipah sekitar 4 hingga 14 hari, tetapi periode inkubasi dapat terjadi selama 45 hari.

Kebanyakan orang dapat sembuh total, meskipun beberapa orang tetap mengalami kondisi neurologis yang minim setelah mengalami ensefalitis akut dan kekambuhan juga dapat terjadi.

Tingkat kematian dari penyakit ini diperkirakan kisaran 40-75 persen, meski tergantung respon yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

Penanganan Virus Nipah Hingga saat ini belum ada pengobatan yang tersedia untuk menangani infeksi dari virus nipah. Penanganannya masih terbatas pada perawatan suportif, seperti lebih banyak istirahat, menjaga tubuh tetap terhidrasi, dan mengobati gejala yang timbul.

Segala penanganan dari penyakit ini masih dalam tahap pengembangan, seperti perawatan imunoterapi dan obat antiviral remdesivir.

Itulah pembahasan mengenai virus nipah, sumber penyakit yang dapat berpotensi menimbulkan pandemi.

Maka dari itu, sangat penting untuk selalu menjaga sistem imun di dalam tubuh agar virus tidak mudah untuk menginfeksi tubuh.

Praktik kesehatan juga perlu selalu diperhatikan serta menghindari konsumsi daging babi atau daging kelelawar.