Pimpinan DPRD Depok Soroti Aksi Penolakan Kapel Umat Kristen: Ini Diskriminasi!

Kapel di Cinere Depok
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Wakil Ketua DPRD Depok Hendrik Tangke Allo menyesalkan adanya aksi sejumlah orang tak dikenal yang memprotes kegiatan ibadah umat Kristiani yang berlangsung di sebuah kapel, di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat.

Dituntut 5 Tahun Penjara, Eks Bupati Kutai Barat Ismail Thomas Kepergok Tidak Ditahan, Oh Ternyata

Menurut dia, itu adalah bagian dari diskrimnasi terhadap sesama warga Indonesia yang diatur kebebasannya dalam menjalankan ibadah.

“Saya sangat menyesalkan kejadian tersebut ketika ada sekelompok orang yang mengatasnamakan ormas dan melakukan demo terhadap sebuah kapel. Mereka tidak membolehkan ada ibadah dalam bentuk apapun di sini,” katanya dikutip pada Minggu, 17 September 2023.

Posisi Terjepit, PDIP Harus Jeli Menentukan Sosok di Pilgub Jakarta, GPMN: Kalau Salah Pilih Bisa..

Hendrik menjelaskan, bahwa dari hasil penelusuran dia, tempat itu bukanlah gereja, melainkan hanya kapel.

Menurut politisi PDIP tersebut, kapel itu pun telah mengantongi izin lingkungan. Sehingga tidak ada alasan untuk melarangnya.

PDIP Jalin Komunikasi dengan Cak Imin Bahas Pilkada : Kami Cari Kesepakatan

“Kemudian ternyata saya dengar Pemkot Depok melalui Kesbangpol sudah melakukan rapat beberapa waktu lalu dan diputuskan kegiatan ibadah di sini dihentikan untuk sementara," tuturnya.

"Nah, ini yang saya sangat sesalkan hanya (ibadah) online. Menurut saya ini diskriminasi yang tidak perlu terjadi dan tidak boleh terjadi,” sambung dia.

Hendrik menegaskan, seharusnya pemerintah hadir memberikan rasa aman dan nyaman terhadap seluruh umat agama apapun, agar dapat menjalankan ibadahnya dengan nyaman.

Bukan sebaliknya. Bahkan, sejumlah jamaat di kapel itu sudah lama menjalankan ibadahnya. Sebelumnya mereka menggelar ibadah di kawasan Cinere Beelevue atau sekira tiga kilo dari lokasi kejadian.

“Sudah 28 tahun, ini kan hanya pindah tempat, tiba-tiba ada pembiaran (demo). Menurut saya ada hal-hal yang tidak fair dilakukan pemerintah, ada ketidakadilan di sini,” katanya.

Terkait hal itu, Hendrik mengaku sudah berkordinasi dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik atau Kesbangpol Kota Depok.

“Saya menyesalkan keputusan rapat Kesbangpol kemarin yang mengundang semua pihak ternyata kegiatan di sini dihentikan sampai dua minggu kedepan. Ini kan tidak fair, ada ketidak adilan kepada jemaat di sini. Gimana mereka mau beribadah?" tanya dia.

Hendrik mendesak agar pemerintah segera mengambil langkah mengatasi persoalan ini.

“Kami akan undang Kesbangpol dan pihak-pihak disini suapaya segera dicari solusi, solusinya apa, berikan kebebasan dan rasa aman kepada jemaat disini untuk beribadah,” kata dia.

Sementara itu, Kapolres Metro Depok, Kombes Ahmad Fuady mengatakan, massa yang datang ke kapel tadi pagi adalah Ketua LPM Gandul dan jamaah yang ikut kajian subuh di masjid dekat lokasi kejadian.

Ia tak menampik, mereka datang untuk menyampaikan penolakan adanya kapel tersebut.

“Dan saat didatangi tidak ada kegiatan ibadah di Kapel tersebut. Setelah mendatangi lokasi para warga meninggalkan lokasi dan sama sekali tidak ada tindak kekerasan,” kata Kombes Ahmad Fuady.

Terkait hal itu, ia memastikan bahwa Polri telah memberikan pengamanan pada jemaat kapel untuk melakukan ibadah tanpa gangguan.

“Pada saat Minggu lalu menjalankan ibadah di Kapel, Polres Metro Depok memberikan jaminan keamanan pada para jemaat gereja dalam menjalankan ibadah. Tidak ada terjadi gangguan selama pelaksanaan ibadah. Semua berlangsung dengan aman dan kondusif,” katanya.