Gerindra Respon Tegas dan Konstruktif Terhadap Sindiran Djarot ke Gibran Fokus Pada Pemilu Damai

Potret Gibran Rakabuming Raka
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Kontroversi politik semakin meruncing ketika Wasekjen Partai Gerindra, Didi Mahardhika, memberikan respons tajam terhadap sindiran yang dilontarkan oleh Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, terkait kehadiran Gibran Rakabuming Raka di Tapanuli, Sumatera Utara.

Begini Jawaban Presiden Prabowo Ketika Ditanya Pilih Siapa saat Nyoblos di TPS 08 Bojong Koneng

Didi, cucu Bung Karno, menyatakan bahwa pernyataan Djarot sudah melampaui batas dengan menyebutnya tendensius dan berbau fitnah. 

Menurutnya, tuduhan tersebut dapat merusak persatuan bangsa yang telah dirintis oleh para founding fathers.

Hancurnya 20 Tahun Dominasi PKS di Kota Depok

"Djarot seharusnya tidak membangun narasi yang menyesatkan dan merusak persatuan bangsa hanya karena takut calonnya kalah dalam kontestasi Pilpres," tegas Didi Mahardhika dalam keterangannya.

Menanggapi sindiran Djarot tentang rekayasa konstitusi dan nepotisme yang bersifat terbuka, Didi menyatakan bahwa serangan terhadap capres atau cawapres lawan memang dimungkinkan dalam proses demokrasi Pilpres. 

Pengumuman! Legislator Gerindra Siapkan Rp 10 Juta Tangkap Pelaku Money Politik di Pilkada Depok

Namun, ia mengingatkan agar tidak kehilangan hati nurani dan jati diri sebagai bangsa yang beradab.

Meski memberikan respons keras, Didi berharap dinamika politik saat ini tetap dapat dihadapi dengan damai. 

"Tetap menjujung tinggi dan mengedepankan nilai-nilai persatuan dan toleransi," tambahnya.

Sebelumnya, Djarot Saiful Hidayat tidak merasa khawatir dengan potensi pecahnya suara PDIP antara mendukung Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud. 

Ia menegaskan bahwa rakyat Tapanuli sangat aktif mencermati dinamika perpolitikan nasional, terutama terkait rekayasa konstitusi dan dugaan pelanggaran etik.

Djarot juga menyindir pencalonan Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo, menyinggung praktik nepotisme yang dianggap dilakukan secara terbuka untuk melanggengkan kekuasaan.

Kontroversi ini semakin memperkaya dinamika politik menjelang Pemilu dan Pilpres, sementara para pemainnya menekankan pentingnya menjaga persatuan dan toleransi dalam menghadapi perbedaan pandangan politik.