Gokil, Kisruh Penanggulangan Stunting di Depok Sampai Dikomentari Mantan Menteri

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.
Sumber :
  • Istimewa

SiapKisruh soal program makanan tambahan (PMT) yang digulirkan oleh Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Kesehatan terus menuai sorotan dari berbagai pihak.

Terungkap, Ternyata Begini Duduk Perkara Kasus Uang Donasi Agus Viral

Dari mulai anggota DPRD, Kejaksaan hingga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Susi Pudjiastuti dalam akun media sosial twiternya miliknya mengaku tak tahu harus menangis atau tertawa melihat hal semacam itu.

Bak Kata Pepatah Air Susu Dibalas Air Tuba, Novi Resmi Dipolisikan Agus Gegara Duit Donasi

"Harus nangis dan tertawa. Sedih dan sedih," tulis susi seperti dikutip akun twitter pribadi Susi Pudjiastuti Kamis 16 November 2023.

Apapun untuk kebaikan ana-anak bangsa kata Susi selalu ada penyunatan.

Perjuangan Bidan Desa di Timur Indonesia Atasi Stunting, Sempat Dianggap Ancaman Para Dukun?

"Korupsi sudah dititik menghancurkan kualitas SDM kita untuk masa yang akan datang @jokowi,"sambungnya.

Sontak unggahan tersebut menuai beragam komentar dari netizen.

"Dipinggiran ibukota negara sj sudah sprti itu, aplgi diluar pulau Jawa," cuit @rissexxx.

"Agak sedih, ide prevalensi stunting sudah bagus tapi prakteknya sedih," sahut akun @Billiarxxx.

"Tolong bu, Depok itu korupsinya sama seperti Banten. Fakta bertebaran hasil korupsinya, tp warga bisa apa? Kami bukan KPK atau BPK, tersiksa sekali bu," timpal akun @lazuaxxx.

Diberitakan sebelumnya, publik belakangan ini sedang dibuat heboh dengan pemberian makanan pendamping tambahan untuk mencegah stunting.

Itu lantaran, menu yang disajikan dianggap tidak layak untuk mencukupi gizi anak.

Kasus ini semakin jadi sorotan karena nilai anggaran yang dikucurkan sebesar lebih dari Rp 4,4 miliar.

Program tersebut berlangsung selama 28 hari, dan dilakukan serentak di seluruh puskesmas yang ada di Kota Depok dengan nilai masing-masing Rp 18 ribu per paket.

Kekisruhan ini terjadi lantaran menu yang diberikan dianggap tak layak. Misalnya, hanya nasi dan kuah sup atau dua tahu.