Geger Soal Menu Makanan Atasi Stunting, DPRD Depok Bakal Segera Panggil Semua Pihak Terkait

Potret ilustrasi menu makanan
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Sorotan terhadap menu makanan tambahan melalui program penanggulangan stunting di Depok yang menuai polemik ditengah masyarakat lantaran dinilai tidak layak menggema di ruang sidang Paripurna DPRD Depok belum lama ini.

Tumpang Tindih Kebijakan Jadi Penyebab Peningkatan Stunting di Depok, Supian Suri Beri Solusi Begini

Sorotan tajam terkait hal tersebut datang dari anggota Dewan Fraksi PDI Perjuangan Ikravany Hilman.

Ia mengatakan bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) yang menjalankan program ini terkesan hanya menggugurkan kewajiban, karena yang penting anggaran terserap.

Respon PAN Soal PKS Deklarasi Anies-Sohibul, Ini Anak Muda Boleh Lah Mas Kaesang

"Gimana nasi sama kuah bisa mengentaskan stunting? Ada-ada aja," katanya.

Karenanya, lanjut Ikra, pihaknya bakal segera memanggil pihak-pihak terkait untuk dimintai keterangan atas persoalan ini.

Lebih dari Seribu Anggota Dewan Kecanduan Judi Online, Ini Rinciannya Gaji Mereka

"Kita akan panggil pihak puskesmas, Dinkes dan pihak-pihak yang terlibat dalam program ini. Kita hadirkan mereka secara terbuka, biar publik tahu, jangan ada yang ditutup-tutupi," katanya saat dikonformasi pada Selasa, 14 November 2023.

Lebih lanjut Ikra mengatakan bahwa program yang menelan anggaran hingga 4,4 miliar rupiah tersebut terkesan asal asalan lantaran hasilnya menjadi polemik ditengah masyarakat.

"Ini anggaran dialokasikan ke 38 puskesmas. Totalnya itu kalau nggak salah sekira Rp 4,4 miliar. Nah kemarin kan heboh hanya nasi dan kuah. Ini kan kurang ajar," katanya

Ikra menjelaskan, dari dana Rp 4,4 miliar itu, per orang mendapat jatah makan senilai Rp 18 ribuan. Angka tersebut, telah dipotong pajak 10 persen dan ongkos transport. Diperkirakan, nilai anggaran bersih per paket Rp 15 ribu-an, dengan angka segitu, seharusnya bisa mendapat menu yang lebih baik.

"Terus kemarin setelah mencuat, menunya ditambah tahu dua biji. Kalau tahu doang mah warga juga sering bikin tahu," katanya.

Menurut Ikra, program yang digagas Dinkes ini adalah makanan tambahan untuk menanggulangi stunting. Maka, seharusnya menu yang disajikan jauh lebih baik.

"Sekarang ditambah lagi pakai nugget atau makanan olahan. Kenapa nggak telur sama susu misalnya, yang jauh lebih banyak nutrisi, protein buat ibu hamil dan anak-anak. Kan namanya juga makanan tambahan," tuturnya.

"Jadi mengerjakan ini seperti nggak pakai hati. Pokoknya ngerjain aja yang penting tugas dilaksanakan gitu. Ini Rp 4,4 miliar kan enggak sedikit. Ini harus dipertanyakan," sambung dia.

Ikra juga menyinggung sempat adanya foto wali kota dan wakilnya, dalam menu makanan tambahan tersebut.

"Ini memalukan, masa nasi dan kuahnya doang. Sebenarnya itu pelecehan pada warga. Itu (program) kan pakai uang rakyat, yang harus kembali pada rakyat. Harusnya serius gitu loh."tandasnya.