Pengacara Rombongan Prewedding Gugat Balik TNBTS atas Kebakaran Bromo, Tegaskan Kelalaian Petugas

Potret kebakaran di bukit teletubies bromo
Sumber :
  • NTMC POLRI

Siap – Mustaji, pengacara rombongan prewedding penyulut flare yang sebabkan Bukit Teletubbies terbakar berencana akan menggugat pihak Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BB TNBTS).

Terungkap, Titik Kebakaran di Gedung Baleka Pemkot Depok Ternyata Tempat Dokumen Negara, Ada Apa?

Hal itu disampaikan Mustaji setelah melakukan permohonan maaf kepada Tokoh masyarakat Suku Tengger dan perwakilan 3 Kepala Desa di Kecamatan Sukapura, Probolinggo.

Selaku kuasa hukum tersangka dan saksi kebakaran di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo, Mustaji menuntut keadilan dari penegak hukum.

Petugas Damkar Muntah di Lokasi Kebakaran Gedung Baleka Kantor Wali Kota Depok, Ini Sebabnya

Menurut pengakuannya, pihak pengelola wisata juga tak lepas dari kesalahan yang mengakibatkan Bromo kebakaran hebat.

"Terkait dengan perkara ini tentunya kami berharap kepada penegak hukum terhadap klien kami yang saat ini ditahan adanya putusan yang seadil-adilnya," ucap Mustaji.

Breaking News: Gedung Baleka Area Kantor Wali Kota Depok Kebakaran, Begini Kondisinya

"Karena sudah jelas ini tidak ada kesengajaan dan kami juga sudah minta maaf," sambungnya.

Mustaji mengaku telah melakukan penyelidikan sehari setelah kejadian tersebut.

Saat itu dirinya diminta untuk menjadi kuasa hukum dan mendampingi para rombongan prewedding.

Tak menunggu lama, dirinya terjun langsung dan mulai melakukan penelusuran.

Hasil yang didapatnya di luar ekspektasi, ia menyebut kesalahan bukan hanya dilakukan kliennya saja, tapi ada juga kesalahan dari pengelola wisata Gunung Bromo, dalam hal ini Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BB TNBTS).

Mustaji menilai ada kelemahan dari petugas ketika kebakaran terjadi.

"Yaitu adanya kelemahan dari petugas TNBTS sendiri. Di mana aturannya dalam pengelolaan wisata ini harus ada pengawalan atau imbauan kepada pengunjung," ungkapnya.

"Jadi setelah pengunjung bayar (tiket masuk) tidak langsung dibiarkan berkeliaran," lanjutnya.

Akibat kelemahan itu, Mustaji menyebut pengunjung bisa saja tidak tahu hal yang harus dilakukan dan hal yang dilarang.

Dirinya mengatakan akan beda halnya jika sudah ada pengawalan, termasuk memeriksa barang bawaan yang dikhawatirkan menimbulkan risiko dan harus menyesuaikan juga dengan situasinya.

"Petugas itu harusnya begitu, jangan hanya menerima tiket lalu dilepas begitu saja, tapi ada SOP pengamanan bagaimana. Jadi klien kami tidak tahu dampak dari flare ini," jelasnya.

Sejak kebakaran Bukit Teletubbies viral di media sosial, warganet beramai-ramai mengawal kasus ini agar cepat ditangani pihak berwajib.

Hingga akhirnya, rombongan prewedding yang terdiri dari 5 orang yang berstatus saksi menemui tokoh masyarakat Suku Tengger.

Mereka secara langsung meminta maaf bahwa kegiatan prewedding yang dilakukan justru memicu kebakaran Bromo.

Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Ketua Dukun Parisada Sutomo dan 3 kepala desa mewakili 6 desa masyarakat Suku Tengger.