Skandal Pemerasan Eks Mentan SYL Guncang Negeri!Peran Misterius Ketua KPK Terungkap

Tangkap layar novel baswedan
Sumber :
  • Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa

Siap –Pada Selasa, 31 Oktober 2023, masyarakat dihebohkan dengan berita tentang dugaan pemerasan yang menyeret nama eks Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo alias SYL

Cagub Petahana Tertangkap OTT Gegara Pungut Dana Pilkada dari ASN Bengkulu: Nyamar Jadi Polantas

Kasus ini juga melibatkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri, yang saat ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Peristiwa ini telah menarik perhatian berbagai kalangan, dan salah satu yang memberikan pandangannya adalah mantan penyidik KPK, Novel Baswedan.

Calon Bupati Mesuji Elfianah Sewot Disinggung Korupsi, Endingnya Nyalahin Rakyat

Menurut Novel mengatakan bahwa Kalau melihat dari kasusnya SYL, yang bersangkutan melaporkan atau paling tidak diperiksa terkait dengan apa yang disebut sebagai kasus korupsi, dan kemudian ada dugaan pertemuan dengan Firli Bahuri, serta dugaan pemerasan.

Novel menilai bahwa kasus ini sangat signifikan. Korupsi biasanya melibatkan pelaku tingkat atas yang sering disebut sebagai "big fish." 

Benarkah Korupsi di Indonesia Paling Terparah di Dunia? Berikut Faktanya

Namun, jika ada dugaan pemerasan dalam kasus SYL yang melibatkan Firli Bahuri, Novel menyebutnya sebagai "giant fish," yang berarti pelaku yang sangat berpengaruh.

Hal ini karena Firli adalah Ketua lembaga penegak hukum, yang tugasnya adalah memberantas korupsi. 

Jadi, jika terlibat dalam tindakan pemerasan, ini adalah situasi yang sangat mengkhawatirkan.

Novel juga mempertanyakan apakah Firli bertindak sendirian dalam kasus ini, atau apakah ada kasus serupa sebelumnya. 

Dia menyatakan keprihatinannya, mengingat seorang penegak hukum yang terlibat dalam pemerasan adalah hal yang sangat mengganggu dan merusak sistem hukum.

Menurut Novel, korban pemerasan oleh penegak hukum biasanya adalah individu yang telah melanggar hukum atau melakukan kesalahan.

Oleh karena itu, posisi mereka dalam hierarki kekuasaan adalah lebih rendah.

Novel dengan tegas menyatakan bahwa yang harus diutamakan adalah penegak hukum itu sendiri dalam kasus seperti ini.

Karena mereka memiliki pengaruh yang lebih besar dan peran yang lebih signifikan dalam menjaga keadilan. 

Dia menekankan bahwa argumennya tidak bermaksud membela siapa pun, tetapi untuk memastikan bahwa kasus penegak hukum yang terlibat dalam pemerasan diungkap dengan objektif dan jujur.

Novel juga mengkhawatirkan bahwa jika perkara korupsi yang melibatkan korban pemerasan didahulukan, ini dapat membuat korban merasa terancam dan enggan memberikan kesaksian atau bukti dalam kasus pemerasan tersebut.

Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, dan masyarakat menanti hasil penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kebenaran di balik dugaan pemerasan yang mencuat ini.