Prabowo Ultimatum Hakim Gegara Vonis Ringan Koruptor: Jangan-jangan di Penjara Pakai AC

Presiden Prabowo soal vonis ringan koruptor
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Vonis ringan yang dijatuhkan hakim pada Harvey Moeis, terdakwa kasus korupsi timah senilai Rp 300 triliun menyita perhatian banyak pihak. Tak terkecuali Presiden Prabowo Subianto.

Komentar Menohok Wamen Noel ke Megawati: Makanya Jangan Dendam, Jangan Cengeng

Dalam pidatonya, Prabowo mengingatkan para hakim agar bisa bertindak adil dan tegas, khususnya pada kasus yang sudah jelas merugikan negara.

"Saya mohon ya kalau sudah jelas, jelas melanggar, jelas mengakibatkan kerugian triliunan, ya semua unsurlah, terutama juga hakim-hakim, vonisnya jangan terlalu ringanlah," kata Prabowo saat berpidato kemarin. 

Heboh, Tagar Indonesia Gelap Menggema di Media Sosial dan Jadi Trending Topic di X, Ternyata Ini Isinya....

"Nanti dibilang Prabowo enggak ngerti hukum lagi, tapi rakyat pun ngerti. Rakyat di pinggir jalan ngerti," sambungnya.

Lebih lanjut Ketua Umum Partai Gerindra itu kembali menyinggung soal vonis ringan terdakwa korupsi yang menurutnya tidak pantas.

Presiden Diminta Bertindak: Apa Motif di Balik Penggeledahan Ditjen Migas?

Kemudian, Prabowo juga mengingatkan jangan sampai mereka mendapat fasilitas mewah di penjara. 

"Ngerampok ratusan triliun vonisnya sekian tahun. Nanti jangan-jangan di penjara pakai AC, punya kulkas, pakai TV," kata dia.

Terkait hal itu, Prabowo lantas mengingatkan agar pihak terkait segera melakukan evaluasi.

"Tolong Menteri Pemasyarakatan ya, Jaksa Agung naik banding. Naik banding ya? Naik banding. Vonisnya ya 50 tahun begitu kira-kira itu," tegasnya..

Prabowo juga mengatakan, agar semua pihak kembali ke jati diri bangsa.

"Kita semua, mari kita kembali ke jati diri kita, kembali ke 17 Agustus 45, cita-cita pendiri bangsa kita," tuturnya. 

"Saya tidak mau menyalahkan siapapun, ini kesalahan kolektif kita, mari kita bersihkan," timpalnya lagi.

Jangan sampai, lanjut Prabowo, rakyat yang turun tangan.

"Makanya saya katakan, aparat pemerintahan kita gunakan ini untuk membersihkan diri, untuk membenahi diri sebelum nanti rakyat yang membersihkan kita. Lebih baik kita bersihkan diri kita sendiri." 

"Rakyat Indonesia sekarang tidak bodoh, mereka pintar-pintar. Semua orang punya gadget, sudah lain. Ini bukan 30 tahun yang lalu ya, ini bukan 20 tahun yang lalu," sambung sang Presiden RI tersebut.