BMKG Waspadai Potensi Banjir Lahar Hujan Gunung Lewotobi Ancam Nyawa Warga

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah)
Sumber :
  • Dok. BMKG

Siap – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi terjadinya banjir lahar hujan dari Gunung Lewotobi di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ancaman ini seiring datangnya musim hujan dan cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina ataupun dinamika atmosfer.

Puan Desak Pemerintah Siapkan Bantuan Evakuasi Wisatawan Dampak Erupsi Gunung Lewotobi

"Kami meminta seluruh pihak dan masyarakat untuk mewaspadai banjir lahar hujan yang bisa sewaktu-waktu terjadi karena sangat berbahaya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati seperti dikutip di Jakarta, Selasa, 19 November 2024.

Dwikorita menerangkan bahwa banjir lahar hujan adalah banjir besar dan cepat yang terjadi ketika air hujan bercampur dengan material vulkanis dari erupsi gunung berapi. Material vulkanis tersebut bisa berupa pasir, abu, dan bebatuan yang juga bercampur dengan kayu atau pohon.

Ratusan Wisatawan Masih di Dekat Erupsi Gunung Lewotobi, Menpar Buat Rute Penyelamatan Alternatif

Banjir lahar hujan, seperti yang terjadi di Sumatra Barat bisa mengancam nyawa, menutup pemukiman, dan mengangkut batu-batu besar di sungai.

"Saat erupsi, tidak semua material ikut meluncur ke bawah, melainkan tertumpuk di atas. Apabila hujan lebat terjadi, maka potensi banjir lahar hujan pun semakin meningkat," katanya.

Respons Cepat Erupsi Gunung Lewotobi, Presiden Prabowo Gelar Rapat Tanggap Bencana

Menurut Dwikorita, ancaman tersebut semakin meningkat karena di musim hujan saat ini Indonesia juga dilanda fenomena La Nina. Fenomena ini, kata dia, akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya Maret atau April 2025.

Sebagai informasi, La Nina adalah fenomena iklim global yang akibat anomali suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang menjadi lebih dingin dibandingkan biasanya. Bagi Indonesia, fenomena ini menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir sebagian besar wilayah yang berkisar 20 - 40 persen.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan berdasarkan pantauan BMKG, selama sepekan terakhir kondisi cuaca di NTT cukup bervariasi.

Wilayah NTT terpantau cerah berawan hingga hujan ringan, dengan hujan disertai petir terjadi di beberapa wilayah seperti Pulau Timor, Manggarai, Manggarai Barat, Ngada, Sikka, dan Flores Timur.

Sedangkan, berdasarkan hasil pengamatan terkini pada 16 November 2024, curah hujan tercatat sebesar 45,2 mm/hari di Stasiun Meteorologi Eltari Kupang, 31,4 mm/hari di Stasiun Meteorologi Gewayantana Flores Timur, dan 2,6 mm/hari di Stasiun Meteorologi Frans Seda Maumere.

"Wilayah di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki diprediksi baru akan memasuki musim hujan pada awal Desember. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko banjir lahar hujan di sekitar lereng gunung tersebut," kata Guswanto.

Selama sepuluh hari kedepan, cuaca di wilayah NTT secara umum diprakirakan cerah berawan hingga hujan ringan.

Namun, terdapat potensi hujan sedang hingga lebat di beberapa wilayah seperti Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, sebagian Sikka, sebagian Alor, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya.

"BMKG mengimbau masyarakat di kawasan tersebut untuk tetap tenang, tetapi terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana susulan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," tandasnya.