Miris, Gegara Nunggak SPP 3 Siswa SD Kakak Beradik Dipulangkan Paksa dari Sekolah

Potret tangkapan layar video yang beredar luas di medsos
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Jagat media sosial kembali dihebohkan dengan munculnya potongan video memilikan yang memperlihatkan 3 siswa SD di wilayah Banten diusir dari sekolah lantaran nunggak bayar SPP.

Usai Beri Keputusan Produk Harus Bersertifikat Halal, Video Lawas Babe Haikal Viral di Medsos

Sontak unggahan tersebut viral di media sosial dan menjadi perhatian publik.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun dafi berbagai sumber, ketiga siswa SD tersebut menunggak bayar SPP senilai RP 42 juta.

Heboh, Gegara Ungkap Inovasi Padi Jadi Beras, Cabub Ini Jadi Bahan Olok olokan Netizen

Diketahui, ketiga siswa SD itu sekolah di SDIT Insan Cedekia Mathlaul Anwar (ICMA) Yayasan Islamic Centre Herwansyah Kampung Kadasuluh, Desa Karyasari, Kecamatan Cikeudal, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Saat kejadian, ketiga siswa SD itu dipulangkan paksa dengan di antar ke rumahnya di Menes, Banten.

Viral, Seorang Perempuan Dijadikan Budak dan Dirudapaksa Majikan Sejak Kelas 2 SD?

Ketiga siswa SD itu adalah M Faeyza Athalla Febrian, M Farraz Athilla Ahza juara dan M Fathan Atharva Ghazi dan yang membuat miris, mereka adalah kakak beradik.

Saat dipulangkan dari sekolah, Faraz, Fathan, dan Faeyza menangis sesenggukan lantaran diduga dipulangkan paksa oleh gurunya saat sedang belajar di sekolah.

Sang ibu 3 siswa SD, Defi Fitriani mengungkap bahwa ketiga anaknya diusir dari sekolah atas perintah dari pimpinan yayasan.

"Atas intruksi pembina yayasan," ujar Defi, dikutip dari Tribune, Senin 28/10/2024.

Defi dan Fahat mengakui mereka menunggak bayaran sekolah atau SPP sebesar Rp 42 juta dan menyayangkan ketiga anaknya diusir dari sekolah saat sedang aktif belajar.

"Diantar pas jam mereka aktif yah, lagi belajar. Dipulangkan paksa," ujar Defi Fitriani.

"Yang mengantarkannya guru kelas 2 orang, bagian kesiswaan dan sopir dari sekolah," tambahnya.

Sementara itu Faeyza (11) yang kini duduk di kelas 6 mengungkap kejadian pengusiran dirinya dan kedua saudaranya dari sekolah.

Ia bahkan mengungkap ucapan pimpinan yayasan saat mengusirnya dari sekolah.

Ia sempat disindir oleh pemilik yayasan sekolah sebelum diusir.

"Ngapain ini sekolah lagi, belum bayar SPP juga, udah banyak tagihannya," ujar sang siswa SD tersebut.

"Itu yang ngomong siapa?" tanya pewarta.

"Yang punya sekolahnya. Bukan (kepala sekolah)," ujar sang siswa SD.

Setelah kejadian itu, sebagai seorang ibu Defi Fitriani mengaku syok sekaligus sedih atas nasib yang dialami anak-anaknya.

Defi juga mengungkap betapa hancurnya hati 3 anaknya itu karena tak bisa lagi melanjutkan sekolah, terlebih anak pertama Defi kini sudah kelas 6 SD.

Sebentar lagi ia akan mengikuti ujian akhir untuk bisa melangkah ke jenjang pendidikan SMP.

"Sedih, hancur yah, orang tua mana yang bisa melihat anak lagi senang belajar tiba-tiba dipulangkan paksa, perasaan saya hancur," ungkap Defi.

Setelah kejadian pengusiran itu, Defi Fitriani, ibu ketiga siswa SD itu tampaknya belum menerima dikeluarkan dari sekolah.

Sebab Defi mengaku bahwa anak-anaknya adalah sosok yang cerdas dan berprestasi.

Ia mengungkap anaknya yang pertama adalah penghafal Al Quran hingga hafal 30 juz dan telah diwisuda bahkan mendapat predikat terbaik.

Selain itu anaknya yang kedua juga sama-sama penghafal Al Quran.

Namun, karena diusir dari sekolah, anaknya tersebut yang sudah hafal Al Quran itu pun seharusnya diwisuda.

"Untuk yang kedua pun waktu dinonaktifin harusnya ikut wisuda juz 30 juta cuma karena dinonaktifin jadi enggak (wisuda)," beber Defi.

Lebih lanjut Defi mengungkap bahwa anak keduanya juga punya ketertarikan lebih di bidang matematika.

Selain itu, ketiga anaknya punya prestasi gemilang di bidang agama.

"Banyak prestasinya untuk anak kedua matematikanya menonjol. Anak ketiga dari tilawatil sempat dapat predikat tilawatil terbaik. Alhamdulillah anak-anak saya berprestasi di sekolah," ungkap Defi.

Sementara itu, kasus 3 siswa SD diusir dari sekolah ini hingga kini belum mendapat kejelasan bahkan, hingga kabar tersebut viral di media sosial, belum ada konfirmasi resmi dari pihak yang bersangkutan alias belum terkonfirmasi.