Kata Om Ey Soal Pemilu 2024, Menikmati Pilkada tanpa DFK

Potret Herry Mulyawan
Sumber :
  • Istimewa

Para pengguna media sosial khususnya pendukung calon presiden maupun calon kepala daerah terkadang tidak melakukan penyaringan atau mencari kebenaran terhadap informasi tersebut, bahkan malahan turut menyebarkannya. Langsung sharing tanpa saring. Kira-kira begitu.

Anies Baswedan Dirikan Partai Bernama Perubahan, Benarkah?

Dapat dikatakan, puncak daripada bertebarannya narasi DFK ini adalah pada pasca Pilpres 2014.

Karena pasca Pilpres 2014, terkesan bahwa bangsa kita terpecah menjadi 2, yaitu cebong dan kampret, yang menjadi garis demarkasi yang memisahkan antara kubu pendukung Pak Jokowi maupun kubu Pak Prabowo.

Kisah Ria Norsan dari Penjual Es dan Goreng Pisang hingga Datfar Calon Gubernur Kalbar

Seiring berjalannya waktu, walaupun Pak Prabowo sudah bergabung menjadi bagian dari Pemerintahan Pak Jokowi pada tahun 2019, bahkan kini sudah menjadi Presiden terpilih di 2024, narasi-narasi berisikan DFK ini, ternyata tidak pudar.

Hal ini tentu harus menjadi keprihatinan kita bersama, karena jika terus dibiarkan, DFK ini akan menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa kita.

Viral, Seorang Anak Pecat Ayah dari Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Kalbar

Kita akan semakin dipupuk rasa saling benci satu sama lain, sehingga akan sulit bersatu dan memperlebar serta memperdalam jurang perbedaan.

Nah, oleh karenanya, tentu kita semua berharap, agar Pilkada 2024 ini dapat kita jalani dan nikmati bersama dengan riang gembira tanpa DFK.

Halaman Selanjutnya
img_title