Mengurai Kota Depok dari Arus Gerbong Sejarah (II)
- Istimewa
Siap – Pada artikel sebelumnya, Budayawan Sunda Bambang Sumantri (42) menjelaskan bahwa nama kota Depok berasal dari kata Padepokan, yang di mana pada masa itu tanah ini dijadikan oleh Kerajaan Pajajaran era Prabu Surawisesa sebagai tempat berkumpul para pasukan kerajaan untuk melatih ilmu kedigdayaan.
Hal tersebut, masih kata Sumantri, sengaja dilakukan oleh Prabu Surawisesa guna menjadikan tanah ini sebagai basis pertahanan tentara Kerajaan Pajajaran untuk menghadapi serangan-serangan lawan terhadap keutuhan kerajaan itu sendiri.
Terlepas dari arus sejarah Kerajaan Pajajaran, kota Depok yang berlabel sebagai Kota Pendidikan ternyata juga memiliki keterkaitan dengan salah seorang wali dalam penyebaran agama Islam sekira tahun 1400 akhir.
Setidaknya, teori tersebut diyakini oleh sebagian masyarakat, terlebih bagi salah seorang budayawan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, Raden Dimas Katja.
"Berdasarkan kisah yang terus terjaga secara turun-temurun, nama kota Depok diambil dari nama Raden Depok. Lantas, siapakah Raden Depok? Beliau adalah Kiai Ageng Getas Pendawa," kata Raden Dimas Katja beberapa waktu yang lalu di pelataran Cagar Budaya Kasultanan Pajang, Makam Haji, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Pada pertemuan itu, Raden Dimas Katja menyebutkan bahwa Depok diadopsi dari nama seorang wali yang merupakan keturunan langsung Brawijaya V atau Bhre Kertabhumi atau Raden Alit.
Raden Depok, jelas Raden Dimas Katja, merupakan seorang ulama yang tegas dan berwibawa.