Inovasi Posyandu Disabilitas Malang: Jembatan Kesehatan untuk Semua
- Siap.Viva.co.id sumber. Istimewa
Siap –Di tengah semangat inklusi dan pemberdayaan penyandang disabilitas, Kota dan Kabupaten Malang telah mengambil langkah progresif dengan menyediakan Posyandu Disabilitas, sebuah inovasi luar biasa dalam layanan kesehatan masyarakat.
Posyandu Disabilitas adalah sebuah terobosan yang memungkinkan penyandang disabilitas menerima perawatan kesehatan yang mereka butuhkan di lingkungan masyarakat mereka.
Layanan yang disediakan meliputi cek kadar gula darah, pemantauan detak jantung, terapi tulang, serta pemulihan daya motorik otak, yang sangat penting bagi penyandang disabilitas.
Namun, apa yang membuat Posyandu ini benar-benar unik adalah adanya layanan fisioterapi, terapi wicara, konseling, dan dukungan bagi orangtua penyandang disabilitas.
Sebelumnya, layanan semacam ini hanya tersedia di rumah sakit dan biasanya dengan biaya tambahan yang signifikan.
Posyandu Disabilitas memastikan bahwa akses ke layanan ini sekarang mudah di tingkat desa atau kelurahan, dan yang lebih penting, semuanya disediakan secara gratis.
Tidak hanya itu, Posyandu Disabilitas juga memberikan layanan antar-jemput dari dan menuju tempat layanan kesehatan.
Mereka menjalankan program antar-jemput dengan menggunakan ambulans puskesmas, serta berkolaborasi dengan relawan ambulans seperti PMI dan badan zakat lainnya.
Inisiatif Posyandu Disabilitas dimulai di Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Hingga Desember 2022, program ini telah berkembang ke 3 kecamatan di Kabupaten Malang dan 1 kecamatan di Kota Malang.
Dalam rincian yang lebih mendalam, terdapat 9 Posyandu Disabilitas di Kecamatan Lawang, 1 Posyandu di Kecamatan Pakisaji, dan 1 Posyandu di Kecamatan Wonosari, semuanya di Kabupaten Malang.
Di Kota Malang, Kecamatan Blimbing memiliki 1 Posyandu di Kelurahan Polehan.
Totalnya, ada 12 Posyandu Disabilitas yang melayani penyandang disabilitas di Kabupaten Malang dan Kota Malang.
Tujuan besar di balik inisiatif ini adalah untuk memberdayakan dan menyamakan kedudukan penyandang disabilitas dengan warga masyarakat.
Lurah Polehan, Muhammad Ali Nuryadi, menjelaskan bahwa respons terhadap keberadaan Posyandu Disabilitas sangat positif dari berbagai pihak. Inisiatif ini benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama para difabel.
Pihak terkait berkomitmen untuk melakukan koordinasi yang intens, khususnya dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Kendalkerep, untuk memastikan bahwa program ini berjalan dengan optimal.
Selain itu, pihak kelurahan juga bekerja sama dengan Yayasan Lingkar Sosial Indonesia (Linksos) agar Posyandu ini dapat memberikan layanan yang lebih efektif.
Linksos menghargai komitmen Pemerintah Kota Malang dalam menjalankan berbagai kebijakan inklusi bagi penyandang disabilitas, menciptakan harapan dan dukungan yang lebih besar untuk masa depan yang lebih inklusif.