Cara Pengelolaan Sampah dalam Isu Perubahan Iklim dan Pencemaran Lingkungan dari Arky Gilang Wahab
- SA
Siap – Sampah adalah salah suatu benda yang tidak ternilai atau tidak berharga yang ada di sekitar lingkungan masyarakat. Kita dapat melihat sampah di mana-mana khususnya di daerah padat penduduk dan sekarang menjadi masalh besar lingkungan.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat memiliki peran dalam jumlah sampah yang terus bertambah jumlahnya dari hari ke hari sehingga dapat mencemari lingkungan hidup kita, Sampah dihasilkan manusia dari setiap melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
Masalah sampah di Indonesia masih menjadi polemik. Jumlah dan jenis sampah terus berkembang seiring pertumbuhan penduduk dan perkembangan teknologi. Namun, laju solusi dalam pengelolaan sampah masih tertinggal jauh di belakang dan terkesan kurang dapat perhatian.
Sampah merupakan musuh bagi lingkungan karena mampu menimbulkan masalah khususnya dapat mencermari lingkukan. Sampah memang selalu ada di lingkungan dan juga dalam kehidupan kita dapat menimbulkan kerugian apabila tidak dikelola dengan baik.
Lingkungan yang tercemar oleh pembuangan sampah yang tidak di Kelola dengan benar akan menjadikan lingkungan kotor, kumuh, jorok dan bau kemuadian akan menimbulkan penyakit.
Seiring dengan bertambahnya konsumsi masyarakat, jumlah sampah yang dihasilkan pun melampaui kapasitas manusia untuk mengolahnya. Sampah di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius dan juga menjadi masalah social, ekonomi dan budaya. Dan hampir di semua kota di Indonesia mengalami kendala dalam memperoses sampah.
Dampak sampah sisa makanan atau sampah organik juga dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan gas rumah kaca, pemborosan lahan, air bersih, dan energi.
Gas metana yang dihasilkan dapat meningkatkan produksi gas rumah kaca yang jauh lebih berbahaya dari CO2 dan klorofluorokarbon (CFC). Ini memicu peningkatan penyerapan radiasi inframerah dan kenaikan suhu bumi yang mengakibatkan udara panas lalu dapat memperparah dampak perubahan iklim dan pemanasan global.
sistem pengolahan sampah di Indonesia pun belum maksimal. Akan tetapi bukan berarti masalah tersebut tidak dapat diatasi, oleh seorang pria Bernama Arky Gilang Wahab sampah di tanganya bisa di urai agar tidak mencemari lingkungan dan dapat di kelala bahkan bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk lingkungan Kembali.
Penumpukan sampah yang mengancam kelestarian lingkungan dan dapat mencemari lingkungan merupakan masalah kita bersama. Beruntungnya, saat ini tak sedikit masyarakat atau warga yang telah memiliki kesadaran akan hal tersebut.Salah satunya pria yang kerap di sapa Arky yang tergerak berkeinginan mengatasi permasalah sampah yang dapat mencemari lingkungan.
Banyaknya sampah yang menumpuk di sudut-sudut desa Banjaranyar menjadi permasalahan utama warga setempat. Akibat hal tersebut, bau tak sedap seringkali muncul di lingkungan sekitar dan lambat laun mengganggu aktivitas warga. Berangkat dari hal tersebut, Arky Gilang Wahab mulai melakukan budidaya manggot demi menanggulangi masalah utama warga Banjaranyar tersebut.
Ulat atau maggot merupakan larva lalat, atau lalat yang belum dewasa, seperti halnya ulat bulu adalah larva dari kupu-kupu. Pada kebanyakan orang ulat merupakan binatang yang kotor dan menjijikan. Tapi di tangan Arky ulat yang menjijikan tersebut di manfaatkanya untuk pengelolaan sampah.
Dibantu oleh adik iparnya, Arky mulai menjalankan program budidaya maggot dengan bermodalkan maggot seberat 5gram dan memberi makan maggot tersebut dari sampah yang mereka dapatkan di kampung mereka, hasil dari budidaya maggot ini adalah pupuk organic sejumlah 7 kilogram.
Dengan adanya program milik Arky, pemerintah Banyumas merasa terbantu dan mereka kemudian memberikan dukungan berupa tempat untuk mengolah bubur sampah yang kemudian dilaksanakan di TPST.Sampah-sampah organik yang diantar tersebut kemudian diolah menjadi bubur sampah untuk pakan larva maggot, bubur sampah tersebut kemudian diproses maggot untuk diolah menjadi pupuk organik.
Bermula hanya dengan mengolah sampah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya kini ia mampu mengolah 5ton sampah setiap hari yang berasal dari 5.500 rumah dan 72 instansi pemerintah di kecamatan Sumbang dan Sokaraja.
Berkat kegigihannya itu, pada tahun 2021 Arky Gilang Wahab berhasil mendapatkan penghargaan dari SATU Indonesia Awards yang diselenggarakan oleh PT. Astra International.