Hubungan Indonesia-Malaysia Memanas, Taji Marinir Bikin Tentara Jiran Ciut Nyali
- Istimewa
Siap – Hubungan Indonesia-Malaysia memanas. Bung Karno murka ketika mendengar niat negara tetangga ingin menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak menjadi wilayah teritorialnya.
Di hadapan ribuan orang, 3 Mei 1946, Bung Besar berpidato mengencam tindakan Malaysia. Ia meminta para hadirin untuk tak ciut nyali menghadapi rongrongan "Macan Malaya".
Keinginan Malaysia mendirikan Negara Federasi Malaysia, menurut Petrik Matanasi dan Huda Kurniawan dalam buku Hantu Laut; KKO-Marinir Indonesia, dinilai tak masuk akal. "Malaysia adalah boneka Britania (Inggris Raya)," kata Sukarno seperti dikutip Matanasi.
Tak lama berselang, Filipina mengambil sikap. Mereka mengikuti langkah Bung Karno. Menolak rencana itu.
Bung Karno secara terang benderang menempuh jalur militer dengan sandi operasi Dwikora. Operasi tersebut dilakukan hampir di sepanjang perbatasan Indonesia-Malaysia. Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL, kini Marinir) turut ambil bagian pada Operasi Dwikora.
Saat Marinir Beraksi