Selain Tajikistan, Berikut Tiga Negara Muslim Eks Jajahan Uni Soviet yang Larang Pakai Jilbab
- Istimewa
Siap – Pada 19 Juni 2024 lalu, Pemerintah Tajikistan resmi melarang penggunaan hijab bagi kaum muslimah. Peraturan tersebut berbarengan dengan disahkannya UU baru yang mengatur pakaian muslim dan perayaan Idulfitri oleh parlemen negara itu.
Majelis Tinggi Parlemen, Mejilisi Mili, menyetujui RUU pada 19 Juni lalu setelah selama bertahun-tahun diberlakukannya tindakan keras tidak resmi jilbab di negara mayoritas Islam tersebut.
Pelarangan penggunaan jilbab ternyata dilakukan beberapa negara muslim lain eks jajahan Uni Soviet. Kendati larangan itu tak berlaku untuk umum, namun pemerintah negara-negara tersebut menerapkan aturan 'bebas jilbab' bagi para pelajar di sekolah.
Tercatat ada tiga negara muslim eks jajahan Uni Soviet yang melarang penggunaan jilbab di sekolah. Simak ulasan berikut.
1. Azerbaijan
Islam mulai populer sejak runtuhnya Uni Soviet di Azerbaijan pada 1991. Banyak perusahaan besar dan LSM yang memiliki ruangan khusus di kantornya di mana jemaah dapat melaksanakan salat pada jam kerja.
Selain itu, perempuan yang mengenakan penutup kepala tradisional, atau jilbab – seringkali dengan desain yang modis dan menarik perhatian – terlihat di seluruh ibu kota Baku.