Kisah Inspiratif Harianto Albarr, Menjadi Penerang Desa Bawa Harapan bagi Warga

Harianto Albarr, Menjadi Penerang Desa Bawa Harapan bagi Warga
Sumber :
  • Istimewa

Siap – Di sebuah desa terpencil yang dikelilingi pegunungan dan hutan lebat, kegelapan malam adalah teman yang setia bagi penduduknya. Tanpa akses listrik yang memadai, warga desa hanya mengandalkan lampu minyak dan lilin untuk beraktivitas di malam hari. Namun, ketekunan seorang pemuda bernama Harianto Albarr mengubah semua itu.

Dengan pengetahuan, keterampilan, dan semangat pengabdian, Harianto berhasil membangun kincir air sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang kini menjadi sumber energi di desanya.

Karyanya ini tidak hanya membawa terang, tetapi juga meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 dari Astra, sebuah penghargaan prestisius yang mengakui kontribusinya dalam membangun dan memberdayakan masyarakat.

Tantangan Hidup di Tengah Keterbatasan

Harianto Albarr lahir dan besar di sebuah desa terpencil yang tidak memiliki akses listrik. Berasal dari keluarga petani yang hidup dengan sederhana, Harianto sejak kecil sudah akrab dengan keterbatasan yang ada di desanya. Kegiatan belajar malam menjadi tantangan besar bagi anak-anak di desanya, termasuk Harianto sendiri.

Bagi warga desa, ketiadaan listrik bukan hanya berarti gelap, tetapi juga keterbatasan akses informasi, komunikasi, dan peluang untuk mengembangkan diri.

Namun, Harianto tidak mau menyerah pada keadaan. Saat tumbuh dewasa, ia bertekad untuk mencari solusi atas tantangan yang dihadapi desanya. Baginya, ketidakmampuan untuk belajar di malam hari, menonton berita, atau bahkan berkomunikasi dengan dunia luar bukanlah sesuatu yang harus diterima begitu saja.

“Saya yakin, kalau kita punya kemauan, pasti ada jalan. Saya tidak ingin anak-anak di desa ini merasakan kesulitan yang sama seperti yang saya alami dulu,” ungkapnya dalam sebuah wawancara.

Awal Mula Ide Pembangkit Listrik dari Kincir Air

Keinginan Harianto untuk membawa perubahan bagi desanya semakin kuat ketika ia menyadari potensi alam yang melimpah di sekitarnya.

Desa tempat tinggalnya dikelilingi aliran sungai yang cukup deras, dan ia mulai berpikir untuk memanfaatkan aliran air tersebut sebagai sumber energi.

Setelah mencari informasi dan belajar dari berbagai sumber, Harianto menemukan ide untuk membangun kincir air sebagai pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Pembangkit ini bekerja dengan cara memanfaatkan aliran air yang menggerakkan turbin, yang kemudian menghasilkan listrik. Dengan dukungan masyarakat desa dan bantuan dari beberapa organisasi, Harianto mulai merancang dan membangun kincir air pertamanya.

Proses pembangunan kincir air ini tentu bukan hal yang mudah. Tanpa pengalaman teknis dan peralatan canggih, Harianto harus belajar secara mandiri dan bekerja keras untuk mewujudkan idenya. Ia sering melakukan percobaan berulang kali untuk menemukan bentuk dan ukuran kincir yang paling sesuai dengan aliran sungai di desanya.

“Ada banyak kegagalan, tapi setiap kegagalan itu memberi pelajaran berharga. Saya belajar dari kesalahan untuk membuat desain yang lebih baik,” tuturnya dengan semangat.

Tantangan dalam Mewujudkan Kincir Air

Membangun pembangkit listrik mikrohidro ini membutuhkan kerja sama yang kuat dengan warga desa. Dengan keterbatasan sumber daya, Harianto harus mencari dukungan, baik dari segi tenaga maupun material, dari masyarakat setempat.

Tidak sedikit yang awalnya meragukan ide ini, menganggapnya sebagai upaya yang mustahil. Namun, Harianto tidak menyerah. Dengan tekad yang bulat, ia mengajak warga untuk berpartisipasi dan membantu dalam proses pembangunan.

Setelah melalui berbagai rintangan, akhirnya kincir air pertama berhasil dibangun dan mulai berfungsi. Listrik yang dihasilkan cukup untuk menerangi beberapa rumah di desa, dan inilah yang menjadi titik awal perubahan bagi masyarakat.

Dengan adanya listrik, anak-anak dapat belajar di malam hari, dan kegiatan warga di malam hari pun menjadi lebih produktif. Semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh masyarakat menjadi inspirasi tersendiri bagi Harianto.

“Melihat lampu menyala di malam hari untuk pertama kalinya adalah momen yang sangat mengharukan bagi saya dan warga,” kenangnya dengan bangga.

Manfaat yang Dirasakan oleh Warga Desa

Kincir air pembangkit listrik ini tidak hanya membawa perubahan bagi kehidupan sehari-hari warga desa, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang baru.

Dengan adanya akses listrik, beberapa warga mulai mengembangkan usaha kecil-kecilan, seperti membuka warung dan toko kecil yang melayani kebutuhan masyarakat.

Kehidupan malam di desa yang sebelumnya sepi dan gelap kini menjadi lebih hidup, membawa harapan dan peluang baru bagi para pemuda untuk berkreasi.

Selain itu, pendidikan juga menjadi salah satu sektor yang merasakan dampak positif dari kehadiran listrik. Anak-anak bisa belajar di malam hari dengan pencahayaan yang baik, meningkatkan kualitas belajar mereka.

Guru-guru yang mengajar di desa juga merasa terbantu dengan adanya listrik, karena mereka dapat mempersiapkan materi mengajar dengan lebih baik.

Dalam salah satu wawancaranya, Harianto mengatakan bahwa dirinya ingin anak-anak di desa bisa mengakses pendidikan dengan lebih baik.

"Mereka harus punya kesempatan yang sama seperti anak-anak di kota," katanya.

Penghargaan SATU Indonesia Awards dan Harapan untuk Masa Depan

Kontribusi Harianto dalam membangun kincir air pembangkit listrik mikrohidro tidak luput dari perhatian. Upayanya untuk membawa perubahan bagi desanya akhirnya diakui secara nasional melalui penghargaan SATU Indonesia Awards 2022 dari Astra.

Penghargaan  SATU Indonesia Awards 2022 ini menjadi bukti nyata atas perjuangan dan dedikasinya untuk memperbaiki kehidupan masyarakat desa.

“Penghargaan ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk seluruh warga desa yang telah mendukung dan bekerja keras bersama saya. Ini adalah penghargaan untuk semangat gotong royong kita semua,” ungkap Harianto dengan rendah hati.

Harianto tidak berhenti di sini. Ia bercita-cita untuk memperluas jangkauan listrik di desanya dan desa-desa tetangga yang masih belum memiliki akses listrik.

Ia juga ingin membangun lebih banyak kincir air di lokasi-lokasi yang strategis, agar semakin banyak masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya. Baginya, kincir air ini bukan sekadar alat untuk menghasilkan listrik, tetapi juga simbol kemandirian dan harapan bagi masyarakat desa.