Sejumlah Mahasiswa BEM FKG dan FIK UI Cari Makna Kemerdekaan di Ujung Batas Indonesia
- Istimewa
Tentunya, keterbatasan dana kegiatan pengabdian masyarakat menjadi salah satu pertimbangan lama waktu perjalanan sang pengabdi, belum lagi perihal administrasi dan kekakuan aturan yang melekat. Donasi berbagai pihak, sektor swasta, dan pemerintahan setempat membuat acara “Atambua Menggapai Pelita” ini menjadi program yang nyata pada tanggal 8-21 Agustus 2024.
Tajuk “Atambua Menggapai Pelita, Satukan Hati Meraih Mimpi” merupakan slogan yang dikumandangkan mahasiswa BEM FKG-FIK UI di SD Inpres Motaain, Desa Silawan, Kabupaten Belu, Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Rombongan disambut oleh tarian adat dan diterima baik oleh Kepala Sekolah, Ibu Maria Tai dan segenap guru SD. Selanjutnya, rombongan diterima hangat oleh Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, Sp.PD-KGEH, FINASIM dan segenap jajarannya di kantor desa. Apresiasi positif, harapan keberlanjutan, dan pesan-pesanpun dititipkan oleh masing-masing insan kepada para pengabdi.
Mahasiswa perkotaan yang terbiasa dengan kafe ataupun coffee shop harus berdaptasi dengan rumah sederhana beralaskan lantai beton dan velbed TNI untuk tidur dan menginap.
Puskesmas Silawanpun serta mengalokasikan ruang rawat inap yang tidak beroperasional untuk selanjutnya digunakan sebagai tempat menginap sementara para pengabdi.
Hal lain yang cukup menggembirakan bahwa terdapat sinyal internet dan convenience store di sana. Program pengabdian ini meliputi kelas formal dan informal, serta intervensi kesehatan dalam rangka perangi stunting.