Jadi Saksi PK Saka Tatal, Susno Duadji Ingatkan Juniornya Sesama Polisi Tentang Akhirat
- Istimewa
Siap – Mantan Kabareskrim Komjen (purn) Susno Duadji hadir sebagai saksi ahli terkait sidang lanjutan peninjauan kembalai (PK) mantan terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky, Saka Tatal.
Adapun sidang PK tersebut berlangsung di Pengadilan Negeri Cirebon pada Rabu, 31 Juli 2024.
Susno Duadji memastikan, bahwa dirinya telah siap menjadi bagian dari saksi ahli dalam sidang PK Saka Tatal terkait kasus Vina Cirebon dan Eky yang terjadi pada tahun 2016, silam.
"Saya sudah siap, sudah di kereta. Insya Allah siap," katanya dikutip siap.viva.co.id dari tayangan YouTube iNews.
Mantan jenderal bintang tiga itu memastikan, bahwa dirinya akan bicara terus terang untuk mengungkap keadilan yang sesungguhnya terkait PK Saka Tatal atas kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky.
"Saya akan menyampaikan sepanjang apa yang menjadi bidang saya, sepanjang yang saya ketahui. Saya tidak akan ngarang," janjinya.
"(Intinya) sesuai bidang saya, sesuai dengan apa yang saya kuasai dan sesuai dengan apa yang mereka tanyakan. Saya ini kan penyidik dan penyelidik selama 35 tahun dan seluruh pengalaman saya di Polri di situ sampai pensiun," sambungnya.
Susno Duadji mengatakan, bahwa dirinya sependapat dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit yang sempat mengatakan bahwa penyidik kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky ini tidak menerapkan scientific crime investigation.
"Saya sependapat dengan kapolri masa saya berbeda dengan kapolri. Beliau kan tidak sembarang ngomong, dia katakan bahwa kasus Cirebon ini tidak ada scientific investigation, sehingga bukti-bukti forensik tidak ditemukan," jelasnya.
Namun belakangan diketahui, ternyata kuasa hukum Saka Tatal, yakni Titin, memiliki satu alat bukti berupa foto Vina Cirebon saat dibawa ke rumah sakit.
"Ya alhamdulillah Bu Titin menemukan salah satu bukti forensik berupa foto yang bersesuaian dengan pakaian yang dipakai Vina dan ternyata pemiliknya jelas, nah itu salah satu yang bersesuain, antara keterangan saksi dengan alat bukti yang ada, itu bagus," kata Susno.
Lebih lanjut mantan Kabareskrim itu juga sempat menanggapi sidang PK Saka Tatal yang berlangsung kemarin, dengan agenda mendengar keterangan saksi Reynaldi, yang juga sempat dituduh dalam kasus pembunuhan tersebut.
Penuturan Reynaldi yang mengaku mendapat banyak siksaan dari polisi membuat sejumlah pengunjung sidang menangis.
"Ya kalau orang mencari kebenaran, dan punya rasa kemanusiaan, dan punya hati nurani, ya pasti dia tersentak dan mengatakan itu benar. Tapi kalau orang ingin mencari pembenaran (pasti berkata) misalnya oh tidak mungkin, begini, begitu," kata Susno.
Namun menurut Susno, jika mencari keadilan terhadap mereka yang sampai saat ini masih mendekam di penjara maka jangan mencari 'pembenaran'.
"Jangan main ngotot-ngototan, main pembenaran, percuma ada PK. Jadi keterangan itu (Reynaldi) sungguh membuat orang terenyuh dan itu bukanlah suatu aib bagi instituisi saya, Polri," tegasnya.
"Tapi itu adalah pembelajaran yang sangat bagus. Jangan menganggap itu aib, jangan menganggap orang yang membuka itu keji pada Polri," sambungnya.
Susno Duadji berpendapat, justru orang-orang yang menutupi keburukan, dan kejelakan itulah yang merusak Polri.
"Menutupi hal-hal yang sungguh menyentuh hati nurani dengan segala macam pembenaran. Sekarang kita sudah pada tua, kita akan kembali ke akhirat juga. Kita akan meninggalkan yang baik-baik di dunia ini, apa yang tidak baik kita perbaiki bersama," katanya.