Hampir Setengah Juta Orang Mati karena Cuaca Panas Ekstrem

Ilustrasi cuaca panas ekstrem
Sumber :
  • pixabay.com

Siap – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyoroti cuaca panas ekstrem yang makin membahayakan dunia pada Kamis, 25 Juli 2024.

"Panas diperkirakan membunuh hampir setengah juta orang per tahun. Itu 30 kali lebih banyak daripada siklon tropis," kata Guterres kepada wartawan seperti dikutip.

Ia mengungkapkan, hal yang menjadi pemicu cuaca panas ekstrem adalah iklim yang disebabkan manusia dan bahan bakar fosil

Menurutnya, panas ekstrem semakin menghancurkan ekonomi, memperlebar kesenjangan, melemahkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s) PBB dan membunuh korban.

"Kita tahu ini akan jadi makin buruk," katanya. Ia menyebut panas ekstrem sebagai ‘ketidaknormalan baru’. 

Meski demikian, Guterres mendorong usaha menyelamatkan nyawa dan membatasi dampaknya.

Karena itu, Sekjen PBB tersebut mengatakan ia meluncurkan tuntutan global dengan empat area fokus, yakni merawat yang paling rentan, meningkatkan perlindungan bagi pekerja, meningkatkan ketahanan ekonomi dan masyarakat dengan menggunakan data dan sains.

Guterres menegaskan poin utamanya yaitu fokus komunitas internasional sekarang ialah dampak panas ekstrem.

"Namun, jangan lupa bahwa masih banyak lagi gejala krisis iklim yang menghancurkan. Badai yang semakin dahsyat, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, naiknya permukaan air laut, dan masih banyak lagi," katanya.

Untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, dia menyerukan perlunya langkah untuk melawan penyakit. Penyakit yang ia maksud yakni kegilaan yang membakar satu-satunya rumah kita. 

Penyakit itu ialah kecanduan bahan bakar fosil. “Penyakit itu ialah tidak adanya tindakan untuk mengatasi perubahan iklim,” katanya.

Ia meminta G-20 mengalihkan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan dan mendukung negara-negara dan masyarakat yang rentan. 

"Pesannya jelas: panas sedang terjadi. Panas ekstrem berdampak ekstrem pada manusia dan planet ini. Dunia harus bangkit menghadapi tantangan kenaikan suhu," tandasnya.