Mengerikan, Ternyata Begini Pengakuan Terpidana Kasus Vina Cirebon, Ironis Bikin Ngelus Dada

Potret kolase kasus Vina Cirebon
Sumber :
  • Istimewa

Siap –Sebuah pernyataan mengejutkan terkait kasus Vina Cirebon kembali muncul ke permukaan ditengah simpang siurnya kabar yang beredar.

Kali ini, mantan narapidana yang pernah menghuni Lapas Kelas I Cirebon Abi Budi Permadi, 54 tahun turut buka suara perihal kesaksian para terpidana kasus Vina Cirebon saat berada di dalam lapas.

Abi sendiri menjalani masa tahanan selama lima tahun yaitu pada 2014 hingga 2019. Selama ditahan di Lapas Cirebon, Abi mengaku berinteraksi dengan para terpidana kasus Vina Cirebon atau Kasus Pembunuhan Vina dan Eky pada 2016 silam.

Selama itu pula Abi mendengar kerap mendengar curhatan ketujuh terpidana kasus Vina Cirebon.

Pengakuan Abi ini diungkapkan ketika dikunjungi awak media di kediamannya di Kelurahan Pulasaren, Kecamatan Pekiringan, Kota Cirebon, Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Sering curhatnya para terpidana kasus Vina Cirebon itu kata Abi, karena saat menjalani tahanan Ia ditugaskan menjadi tamping masjid di Lapas Kelas I Cirebon.

"Para terpidana itu masuk tahun 2017, kalau enggak salah," kata Abi seperti dikutip Tribun Jabar Kamis 6 Juni 2024.

Lebih lanjut Abi menuturkan, para napi baru kala itu pasti ketemu saya untuk memotivasikan hidup agar survival selama di dalam penjara dan memberikan pengarahan-pengarahan bahwasannya berada di dalam penjara itu harus berbuat baik dan benar.

"Jangan sampai memunculkan permasalahan baru," ujar Abi.

Dari situlah, kata Abi, ia mendapatkan keluh kesah ke tujuh ara terpidana tersebut.

Mereka kerap kali curhat ke Abi, nah, karena seringnya curhat tersebut Abi tahu betul perilaku mereka.

"Mereka tidak pernah membuat masalah baru, tidak neko-neko. Mereka orang baik, tidak ada yang mencerminkan bahwa mereka radikal atau kelompok bermotor," terangnya.

Para terpidana tersebut lanjut Abi mengaku bekerja sebagai kuli bangunan dan beberapa di antaranya bekerja di toko sebelum ditangkap.

Abi juga sempat menanyakan ke beberapa temannya yang pernah jadi anggota geng motor, mereka mengaku tidak mengenal para terpidana tersebut.

"Ditambah lagi, semalam saya bertemu dengan ketua geng motor dan menceritakan bahwasanya anggotanya yang sedang berada di dalam sel Lapas Kelas I Cirebon tidak mengenal para terpidana ini, kan miris." katanya.

"Idealnya kalau satu geng, mereka saling kenal dan rnggak logis kalau satu geng satu kampung rumahnya," sambungnya.

Ia mengenang dalam sebuah perbincangan dengan terpidana kasus Vina, mengaku bukan pembunuh.

"Ada napi kasus Vina itu, dia curhat ke saya, ngobrol, bahwa dia itu bukan pembunuhnya. Mereka yang tujuh orang, saya tanya 'loh kenapa kalian bukan pelakunya tapi ada di sini?" ucapnya.

Kala itu, kata Abi, para terpidana mengaku bahwa mereka mendapat perlakuan kekerasan oleh petugas di polres maupun di polda agar mengakui perbuatan yang tidak mereka lakukan.

"Mereka bilang 'waktu proses BAP saya digulung habis', artinya mereka ini mendapat perlakuan kekerasan oleh petugas di polres maupun di polda untuk mengakui apa yang mereka tidak lakukan, itu kan lucu," katanya.

Mereka mengaku takut jika harus berbicara sebenarnya.

Abi mengatakan, pertemuan intens dengan napi Vina Cirebon berlangsung dua tahun hingga sebelum Abi bebas.

Abi juga mempertanyakan peran pengacara dalam kasus ini, yang menurutnya tidak memberikan pembelaan yang seharusnya.

"Yang lucunya lagi kenapa pengacara tidak membela Anda, itu kan bagian dari pengacara, pengacara tidak ada pembelaan, pengacara membaca normatif sesuai BAP," ujarnya.

Ia menilai proses hukum yang dijalani para terpidana penuh dengan manipulasi dan ketidakbenaran.

"Jadi terkesan polisi ini salah tangkap, sangat ironis kalau polisi ini salah tangkap."tuturnya.

"Pengakuan itu dari terpidana Sudirman, Sudirman itu mengatakan tidak melakukan itu, 'tapi saya takut, badan saya sakit, disetrum, dipukuli sama petugas', suruh mengakui apa yang tidak mereka lakukan," ucap Abi.

Usut punya usut, cerita yang disampaikan Abi ternyata senada dengan pernyataan Saka Tatal, mantan terpidana kasus Vina Cirebon yang telah bebas beberapa waktu lalu.

Saka mengaku sempat mengalami kekerasan fisik untuk mengakui perbuatan yang tidak dilakukannya.

Foto para terpidana dalam keadaan babak belur juga sempat beredar di media sosial, di mana memperkuat bahwasanya para terpidana mendapatkan perlakuan tak mengenakkan selama berada di tahanan.