Ketika Habib Jafar Berhadapan dengan Eks Dukun Santet, Senggol Presiden Israel
- Istimewa
Siap – Ria Puspita Sari, wanita yang mengaku sebagai mantan dukun santet kembali berbagi pengalaman spiritualnya sebelum tobat. Kali ini, ia berhadapan dengan pendakwah kondang, Habib Jafar.
Dikutip dari tayangan YouTube NOICE, wanita yang akrab disapa Teh Ria ini sempat memberkan pengalaman masa lalunya yang sangat kental dengan dunia hitam.
Ia mengaku, tak segan-segan menghabisi nyawa target yang menjadi permintaan kliennya itu dengan cara disantet.
Namun kini, dukun santet yang sempat melekat pada Ria hanya tinggal kenangan.
"Selesai jadi dukun itu di akhir 2016 saya akhirnya bersyahadat. Nah full dari hati itu 2017 saat kena struk," katanya saat berbincang dengan Habib Jafar.
Titik balik dirinya bertobat secara menyeluruh, dan meninggalkan praktik dukun santet itu karena teringat dengan orang tua.
"Pas malam tahun baru itu saya lagi ngamuk-ngamuk, panas nih badan. Akhirnya saya udah mulai (tobat) ya udah gue siap," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut Habib Jafar kemudian menguatkan hati Ria, agar tidak lagi terjerumus pada lubang yang sama.
"Karena gini ya, kalau dukun itu sudah jelas dia ada, dan itu adalah bentuk kesyirikan, karena kita nyantolin kekuatan kepada selain Allah," jelasnya.
"Nah yang gua pengen garis bawahi adalah, kita nggak bisa hanya menyalahkan apa yang dilakukan oleh dulunya teh ria ini," sambung Habib Jafar.
Sebab menurut ulama asal Madura itu, musababnya seseorang berbuat kesyirikan juga bisa terseret dalam dosa besar.
"Jangan-jangan kita itu menjadi sebab juga bagi tidak bertobatnya seseorang, atau terjebaknya orang dalam kegelapan itu," tuturnya.
"Misal seperti dulu Teh Ria, beliau itu menjadi (dukun) ya karena broken home, karena bully dan ini sesuatu yang mungkin kita lakukan sebagai orang tua, sebagai teman dan lain sebagainya."
"Karena itu, jangan sampai kita yang mendorong orang kepada jurang kegelapan itu," timpalnya lagi.
Terlebih, jika ada yang memvonis prilaku seseorang sebagai dosa besar yang tidak terampuni.
"Gua misalnya, sebagai tokoh agama jangan sampai gua yang kemudian menghalang-halangi, wah dosanya gede banget, memberikan efek seolah-olah beliau enggak bisa tobat," katanya.
Padahal, kata Habib Jafar, pintu ampunan Allah sangat terbuka lebar.
"Sesuai janji Allah dalam surah Az Zumar ayat 53, wahai yang berlebih-lebihan dalam dosa, mau syirik, mau apapun dosanya, mau komplikasi dosa lah, datanglah kepada Allah. Jangan berputus asa," terangnya.
Habib Jafar menambahkan, "Karena, pintu tobat enggak pernah ditutup kecuali oleh dua hal. Keputusan diri sendiri atau omongan-omongan orang lain yang itu dipicu oleh setan. Karena setan enggak pernah ingin kita bertobat."
Santet Jarak Jauh
Dalam momen tersebut, Habib Jafar sempat melontarkan pertanyaan yang cukup lama membuatnya penasaran soal kemampuan ilmu santet.
"Aku tuh dari dulu selalu penasaran. Misalnya gua nggak suka sama band luar negeri, atau enggak suka sama Presiden Israel gitu, bisa nggak ya kalau order ke dukun, di santet. Jadi kenapa nangung nyantetnya ke hal-hal yang remeh," tanya Habib Jafar.
"Habib ketemunya sama yang sekarang sih, kalau dulu habib yang nyuruh, ya saya jalan," jawab Ria.
"Walau orang-orang besar di luar negeri itu bisa?" tanya Habib Jafar lagi penasaran.
"Ya bisa, karena nggak ada yang nyuruh aja bib. Kalau ada yang nyuruh mah cincai," timpal Ria.
"Tapi ya sama aja, kebencian kepada orang lain kemudian nyantet, malah saya yang dosa karena hal-hal begitu," tutur Habib Jafar.
Di akhir podcast tersebut, Habib Jafar kemudian memberi kesimpulan, bahwa dari pertemuan ini ada banyak hikmah yang didapat.
Ia berpesan, hikmah itu bukan hanya ada di orang-orang berilmu. Hikmah itu bsia jadi ada di orang-orang buruk sekalipun.
"Bahwa kalau lu jadi orang buruk, hidup lu akan blangsak, dan kita juga belajar tidak ada orang yang buruk, yang ada hanyalah keburukan. Sehingga lu harus benci pada keburukan, bukan benci pada orang buruk."
Habib Jafar menambahkan, bahwa orang buruk itu seharusnya dirangkuil agar jauh dari keburukan.
"Kalau pun lu belum baik, maka cintailah kebaikan kata Imam Syafii. Dan kalau pun lu orang buruk, bencilah keburukan meski pun lu masih menjadi bagian dari keburukan itu sendiri," tuturnya.
"Dan cintailah kebaikan, meski pun lu belum menjadi bagian dari mereka, dan keramat terdahsyat di muka bumi ini adalah orang tua lu," sambungnya.