Ketika Janji Bangun Madrasah Negeri Tinggal Isapan Jempol, Pemkot Depok Bisa Apa?
- Istimewa
Siap – Keberadaan madrasah negeri di Kota Depok dinilai masih sangat minim. Hal itu terjadi sejak daerah penyangga Jakarta tersebut pisah dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Bahkan fakta menyebutkan, sampai saat ini baru ada satu madrasah negeri di Kota Depok, dan itupun peninggalan pemerintah daerah Kabupaten Bogor.
Padahal, wacana pembangunan madrasah negeri di tiap kecamatan kerap digembar-gemborkan oleh sejumlah calon kepala daerah hampir di setiap musim Pilkada Depok berlangsung.
Setidaknya janji itu sempat pula digaungkan oleh pasangan Wali Kota Depok Mohammad Idris dan wakilnya, Imam Budi Hartono, ketika merebut hati warga beberapa tahun silam.
Tapi sayangnya, hingga jelang akhir masa jabatan mereka, janji tersebut tak juga terealisasi. Lantas seperti apa faktanya?
Kabid Pengelolaan Aset pada Badan Keuangan Daerah Kota Depok, M. Dini Wizi Fadly menegaskan, bahwa sebenarnya hal itu (program kampanye Idris-Imam) bisa saja terealisasi.
Menurut dia, Pemerintah Kota Depok telah siap untuk menggarap pembangunan gedung madrasah negeri di tiap kecamatan. Hanya saja, itu terkendala di Kementerian Agama atau Kemenag.
"Sudah (siap bangun), tinggal kita diskusikan, rapatkan. Ya tinggal operasionalnya kan nggak di kita. Kita juga susah komentarin dapur orang lain. Kewenangan sekolah agama kan kewenangan mereka (Kemenag)," jelasnya pada Jumat, 6 Oktober 2023.
Ketika dipertegas, apakah artinya Pemkot Depok memiliki lahan untuk membangun madrasah negeri? Fadly tak bisa menjamin.
"Kalau bicara itu (kesiapan lahan) nggak juga. Cuma kita kan ga usah bicara muluk-muluk dah, satu aja dulu tuh di bekas eks SD yang di Sonokeling, Baktijaya. Karena saya sudah nahan dulu itu supaya tidak dipakai untuk SMAN 15," ujarnya.
Nah ironisnya, keberadaan SMAN 15 pun sangat dibutuhkan oleh mereka yang tak diterima di sekolah negeri favorit.
"Kan banyak kita diminta, udah pak dari pada nganggur nih anak di SMAN 15 aja. Ya masuklah ke sana. Ya kan SMAN 15 itu sekolah penyelamat umat, yang nggak diterima PPDB ya akhirnya masuk 15," ujarnya.