Konsumen Senang, Pedagang Riang: Ini Tips Belanja di Pasar Digital
- Istimewa
Siap – Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) terus mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar memanfaatkan lokapasar atau e-commerce alias pasar digital.
Hal tersebut bertujuan untuk memperluas pangsa pasar, seiring meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia.
Dosen sekaligus pengusaha atau dosenpreneur, Dian Ikha Pramayanti mengatakan, transformasi e-commerce dalam bentuk pasar digital mengharuskan para pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan.
Seperti memahami dinamika pasar digital, kecakapan menggunakan teknologi, pemahaman transaksi digital, pemasaran dan strategi online.
"Berinteraksi, berlokabolasi dan berwirausaha di dunia digital dengan baik dan sesuai etika di dunia nyata serta dengan keterampilan digital yang mumpuni," ungkap Dian Ikha Pramayanti, saat diskusi dalam Program Indonesia Makin Cakap Digital dikutip pada Selasa, 26 Maret 2024.
Dian Ikha, juga menilai jika bisnis online saat ini lebih unggul dibandingkan dengan bisnis konvensional.
Sebab dalam bisnis tersebut sangat fleksibel, akses global, kecepatan respon dan pendekatan berbasis data.
Tak hanya itu, kemampuan cakap digital diperlukan untuk mengetahui kebutuhan pasar.
Maka dari itu, ia mengajak para pelaku UMKM untuk dapat menjalin hubungan baik kepada para pelanggan dengan meningkatkan kualitas produk dan inovasi.
Hal tersebut diharapkan, agar produk lokal dapat bersaing dengan produk dari luar negeri di ruang digital.
"Dunia digital sangat dibutuhkan dalam berbisnis. Jadi, sadari dan edukasi diri, untuk meningkatkan kemampuan digital dapat bertahan di era teknologi," tambahnya.
Dian juga membagikan tips aman saat berbelanja online dengan melihat rekam jejak penjual, melakukan transaksi melalui platform resmi dan waspada terhadap harga yang terlalu murah.
Kemudian, simpan bukti pembelian dan gunakan metode pembayaran yang aman serta terjamin.
"Terus berkarya, berusaha, dan berproses dalam mengembangkan tekonologi era digital. Karena teknologi adalah pendukung hidup manusia," Dian Ikha Pramayant menimpali.
Hal senada dikatakan, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Bali, Ni Made Ras Amanda.
Ia berpandangan penggunaan lokapasar dalam memasarkan produk memiliki beberapa kelebihan, yakni memiliki jangkauan yang luas, tidak adanya batasan waktu dan menghemat biaya.
Ia mencontohkan, data pengguna internet Indonesia di Januari 2024, rata-rata dalam satu bulan menghabiskan waktu menonton TikTok selama 38 jam 26 menit.
Kemudian potensi beriklan melalui platform ini, juga dapat menjangkau 126,8 juta jiwa atau sekitar 45,5 persen dari total populasi dengan usia 18 tahun ke atas.
"Terbukti, jumlah audience TikTok lebih banyak dengan platform lainnya. Inilah yang terjadi karena pangsa pasar dan jangkauannya yang luar biasa,"Ni Made Ras Amanda menimpali.
Meskipun demikian, kehadiran TikTok juga menuai pro dan kontra, antara lain harga yang lebih murah, masuknya produk asing tanpa disadari, kalahnya produk lokal, pedagang konvesional terpinggirkan, pembeli mudah tertipu dan kecanduan belanja online.
"Berjualan di TikTok ada tiga cara, yaitu dengan melakukan siaran langsung atau live, kemudian TikTok Shop Tab dan Product Catalog," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Informatika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, Cecep Nurul Alam mengatakan, perubahan gaya hidup masyarakat menjadi serba digital, akan menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas salah satunya belanja online.
Sayangnya, tingginya aktivitas digital membuka potensi aktivitas kejahatan, seperti penipuan dan pencurian akun.
Maka dari itu, diperlukan pemahaman keamanan digital yang memadai bagi para pelaku UMKM dan masyarakat umum sebagai konsumen.
"Cara menangkal penipuan bagi konsumen adalah dengan mencari rekomendasi, informasi, jangan mudah percaya, simpan bukti transaksi dan minta nomor resi pengiriman," terangnya.
Cecep juga menjelaskan, jika modus kejahatan siber yang dilakukan penipu kepada calon konsumen, umumnya dengan memberikan harga yang rendah dari pasaran, menawarkan produk yang belum beredar, promo diskon bonus menarik, memberikan resi palsu, mengklaim toko orang lain.
"Menjadi pelaku usaha online perlu beretika. Prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran, keramahan dan tidak boleh menjelekan bisnis orang lain," pungkas Cecep Nurul Alam.