Gito Rollies, Jejak Rocker Hebat Menuju Taubat
- Istimewa
Selama sekitar sepuluh tahun sebelum meninggal, Gito menjadi "orang rumahan" yang mengasuh keluarganya dengan penuh cinta kasih serta mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Mahakuasa. Sebelum meninggal dunia, ada satu lagu Gito yang belum sempat dirilis.
The Rollies sering diidentikkan dengan Chicago atau Blood, Sweat and Tears. Band ini mengawali karier lewat cara yang unik, yakni menjadi besar berkat kontrak bermain di sebuah kelab malam di Singapura sekitar akhir 1960-an.
Setelah itu, mereka bahkan sempat melanglang buana ke beberapa negara Asia Tenggara, termasuk menghibur pasukan AS di Vietnam.
Di akhir hayatnya, Gito dikenal sebagai sosok yang relijius.
Selama 11 hari sebelum masuk RS Pondok Indah, Gito sempat berdakwah di Padang, Sumatra Barat.
Meski demikian, masa remaja Gito sempat dihabiskan dengan kehidupan hura-hura, alkohol, dan narkoba.
Sejak remaja, Gito telah menjadi street fighter yang tidak betah di rumah, yang akhirnya membuatnya terperosok ke dunia gelap alkohol serta narkoba.