Mengenal Iki Palek, Tradisi Ekstrem Suku Dani Hadapi Kematian
- archipelagos.id
Sementara laki-laki menunjukkan kesedihannya dengan memotong kulit telinga. Yang menjadi pertanyaan mengapa jari yang dikorbankan?
Suku Dani menganggap jari sebagai simbol harmoni, persatuan dan kekuatan. Jari juga dianggap memiliki kesatuan dan kekuatan dalam meringankan pekerjaan.
Kemudian jari jemari dianggap pula dapat bekerja sama untuk membuat tangan berfungsi. Jadi, ketika kehilangan salah satunya tentu akan mengurangi kebersamaan dan kekuatannya.
Ini menjadi alasan mengapa kemudian anggota Suku Dani memotong salah satu ruas jemarinya. Jemari melambangkan hidup bersama satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, sejarah, bangsa, dan asal-usul. Sepertinya mereka menganggap bahwa jari adalah anggota tubuh yang tepat untuk mengungkapkan rasa kehilangan.
Prosesinya lebih baik tidak dilihat karena ekstrem. Tradisi ini dilakukan dengan para perempuan yang bersedih itu melilit jarinya dengan benang sampai aliran darah berhenti dan mati rasa. Baru kemudian memotongnya. Entah dengan cara digigit sampai putus atau menggunakan alat seperti kapak dan pisau. Setelahnya, luka dibalut dengan daun dan mengering setelah satu bulan.
Pemotongan ruas jari itu harus mengikuti aturan yang sudah ada sejak bertahun-tahun lalu. Pertama harus membaca mantra sebelum melakukan pemotongan jari. Jika yang meninggal adalah orang tua maka dua ruas jari yang dipotong. Sementara untuk sanak saudara hanya satu saja.
Meskipun sangat mengerikan, inilah bentuk hormat dan cinta akan saudara yang sudah meninggal. Pada zaman sekarang tradisi ini sudah jarang dilakukan.