Mau Jadi Penguasa Gaib di Jawa, Simak Mantra Kuno Berikut!
- Dok. benugila
Suluk Plencung, digubah pada Sabtu Pahing, tanggal 10 Dulkidah 1719 tarikh Jawa, dengan bunyi sengkalan: Trusing Rat Pa??ita Raja, atau jika dikonversikan ke penanggalan Masehi bertepatan dengan 19 Juli 1791, memuat nama-nama lelembut dan cerita sejarah.
Pada bait ke-8, misalnya, tersua nama lelembut, Genawati, berkuasa di Goa siluman. Goa tersebut merupakan tempat persinggahan Pangeran Diponegoro ketika melakukan pengembaraan atau disebut lelono, tahapan inisiasi masa remaja menuju dewasa.
Diponegoro mengembara pada tahun 1805 mengikuti jejak sang leluhur, Panembahan Senapati, ke berbagai tempat di Jawa, salah satu persinggahannya tak lain Goa Siluman, dekat Sungai Oyo, tempat bersemayam lelembut bernama Dewi Genowati.
Goa Siluman, menurut Peter Carey dalam Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855, pernah disebut dalam Kidung Lalembut (Nyanyian Kepada Para Roh) sebagai bagian dari istana para lelembut milik Ratu Kidul dengan wakil Dewi Genowati.
Selain Genowati penguasa Goa Siluman, tersua pula Kethek Putih penguasa Ardi Kendalisada atau Gunung Kendalisada pada bait 12. Kethek Putih pada cerita pewayangan disebut sebagai Hanoman.
Hanoman, catat Ki Kasidi Hadiprayitno dalam Bharata Yudha: Dimensi Religi dan Budaya dalam Serat Bratayuda, dianggap pernah bertapa di gunung Kendalisada di dekat Bawen, Kabupaten Semarang.
Hanoman diceritakan berjaga di puncak bukit Kendalisada untuk menjaga Rahwana, dipercaya terkubur di kawah belerang, di lokasi kini dikenal sebagai reruntuhan Candi Gedong Songo di lereng terjal Gunung Ungaran.