Usai Pemilu 2024, Pemerintah Lanjutkan Pembagian Bansos Beras
- Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Siap – Pemerintah memutuskan menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan yang bersumber dari stok Cadangan Beras Pemerintah yang dikelola Badan Logistik (Bulog) pada 8-14 Februari 2024 untuk menghormati penyelenggaraan pemilu.
Penghentian bantuan pangan jelang masa tenang dan pencoblosan suara Pemilu 2024 juga sekaligus menegaskan bahwa tidak ada politisasi bantuan pangan.
Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamuthi memastikan penyaluran bantuan pangan beras akan dilanjutkan pada 15 Februari, setelah pemungutan suara Pemilu 2024.
"Bantuan pangan jalan lagi tanggal 15 Februari," kata Bayu seperti dikutip di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 12 Februari 2024.
Bulog menncatatkan, stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini sebanyak 1,189 juta ton. Pemerintah telah mengalokasikan 2 juta ton beras dari impor, yang baru terealisasi 500 ribu ton.
Ia memaparkan, telah melakukan persiapan panjang untuk mengamankan stok beras nasional, terutama ketika menghadapi paceklik yang diperkirakan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Oktober.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memperkirakan produksi beras nasional sesuai Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) pada panen raya Maret mendatang bisa melebihi 34 juta ton.
"Artinya, bulan Maret kita harapkan harga beras bisa turun sedikit," katanya.
Selama masa panen tersebut, Bapanas dan Kementerian Pertanian akan berkoordinasi mempersiapkan penyerapan yang optimal guna mencegah jatuhnya harga di tingkat petani.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Arprindo) mengeluh kesulitan mendapat suplai beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram.
Kelangkaan beras premium di ritel-ritel modern disebabkan tingginya harga beras di produsen, sehingga banyak peritel memilih tidak memasok beras premium ke ritelnya.
Peningkatan harga beras premium sangat signifikan akhir akhir ini, dari sekitar Rp 13.000 per kilogram menjadi Rp 16.000 - Rp 17.000 per kilogram.