Menjejak Peran Kiai Nahdlatul Ulama untuk Stadion Gelora Bung Karno
- Pinterest.com/Fitri Mohede Vita
Mata dunia pun menyoroti kemegahan serta keindahan Stadion Gelora Bung Karno.
Sayangnya, dalam dinamika politik Indonesia, pergantian rezim Orde Lama ke Orde Baru, di bawah kepimpinan Soeharto, nama Stadion GBK diubah.
Pada 1989, Presiden Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 4 yang berisi tentang pergantian nama Gelora Bung Karno menjadi Stadion Utama Senayan.
Yayasan pengelolanya pun diubah dari Yayasan Gelora Bung Karno menjadi Yayasan Gelanggang Olahraga.
Hal tersebut, tak ayal mengundang kecaman dari masyarakat. Pasalnya, kebijakan tersebut menghilangkan semangat sekaligus nilai historis dari kompleks olahraga tersebut.
Meski pada dasarnya banyak yang tak sepakat. Namun, tak banyak pihak yang berani menentang. Sikap represif pemerintah terhadap perbedaan pendapat memaksa pelbagai pihak yang keberatan untuk tutup mulut. Tak berani memprotesnya.
Hingga akhirnya, pada masa kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid, nama asli stadion kembali diperjuangkan.