Ganjar-Mahfud Bertekad Kembangkan SDM Rakyat Kecil

Potret Wakil Ketua TPN Ammarsjah Purba
Sumber :
  • Siap.viva.co.id/istimewa

Siap –Pasangan Ganjar-Mahfud MD sebagai calon pemimpin nasional yang menjunjung tinggi komitmen kerakyatan nampak jelas di putaran akhir debat calon presiden, Minggu 4/2/2024.

Publik mudah mengenalinya dengan mendengarkan closing statement dimana Ganjar Pranowo memastikan dirinya bersama Mahfud MD tak mau mengecewakan rakyat.

Untuk kelak bila pasangan itu memenangi Pilpres 14 Februari 2024 kebutuhan akan fasilitas kesehatan, pendidikan, lapangan kerja mesti dipenuhi.

“Hal itu mesti betul-betul dilakukan agar bangsa kita punya investasi besar terhadap SDM,” ujar Wakil Ketua TPN Ammarsjah Purba, Senin, 5/2/2024 di Jakarta.

Baik Ganjar Pranowo maupun Mahfud MD timbuh di keluarga sederhana, sebagaimana mayoritas masyarakat Indonesia umumnya.

Oleh karenanya, tak heran empati mereka tinggi atas kondisi rakyat, khususnya terkait soal stunting, Ganjar memiliki konsep memperkuat program asupan makanan bergizi dan sehat, seperti banyak serat, sayur serta buah.

“Capaian di Jateng akan dilanjutkan Ganjar,”tambah Ammar. Artinya kualitas kesehatan ibu dan anak Indonesia dinaikkan, utamanya dalam asupan nutrisinya," katanya. 

Saat menjabat gubernur, lanjut Ammar, Ganjar mempunyai program Jatang Gayeng Nginceng Wong Meteng yang bertujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi, serta kasus stunting. 

Komitmen kerakyatan juga telah diwujudkan Ganjar di bidang pendidikan, antara lain dengan mencari kesempatan pendidikan bagi warga tak mampu lewat program SMK Gratis.

Program pendidikan ini terintegrasi dengan dunia industri.

Dengan demikian lulusannya langsung mendapat kesempatan kerja.

“Pendidikan adalah faktor utama membangun SDM unggul, semisal generasi baru lulusan pendidikan vokasi dapat langsung terjun ke lapangan kerja,” tambah Ammar.

Selanjutnya, Ganjar dan Mahfud MD tak ingin berhenti pada tingkat SMK, namun lebih tinggi lagi, yaitu menyiapkan SDM unggul melalui perguruan tinggi atau politeknik. Ini terkait dengan gencarnya kebijakan hilirisasi mineral dikumandangkan namun talenta sendiri belum tersedianya talenta.

Jumlah orang muda yang punya kompetensi berperan sangat terbatas, Akibatnya tenaga asing mengambil kesempatan-kesempatan yang terbuka.

“Realitas seperti ini yang ingin diterobos Mas Ganjar dan Prof Mahfud,” ujar Ammar.

Sayang biaya pendidikan yang tidak terjangkau bagi banyak orang. Jumlah lulusan SMA/SMK per tahun sekitar 3,7 juta orang, namun hanya 58 persen yang sanggup melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, keterbatasan biaya menjadi kendala.

“Mas Ganjar dan Prof Mahfud paham betul bagaimana beratnya orang tua membiayai kuliah anaknya, kini skema bantuan pendidikan sudah disiapkan," pungkas Ammar.