Mengenal KH Abdul Halim, Ulama Moderat asal Majalengka yang Dicinta Rakyat
- Istimewa
Dia tidak menganjurkan rakyat membantu Jepang. Dia pun meminta agar Jepang mencetak Alquran yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Pada Mei 1945, ia diangkat menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang bertugas menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pembentukan negara.
Dalam BPUPKI, Abdul Halim duduk sebagai anggota Panitia Pembelaan Tanah Air yang diketuai Abikoesno Tjokrosoejoso.
Bahkan Abdul Halim dikenal dengan Sukarno yang sering dibawakan ubi dari Majalengka. Dari catatan UII Jakarta, Sukarno memanggil Abdul Halim dengan sapaan Kang Mas.
Sesudah Republik Indonesia berdiri, Abdul Halim diangkat sebagai anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Daerah (PB KNID) Cirebon. Selanjutnya, ia aktif membantu perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Pada waktu Belanda melancarkan Agresi Militer II yang dimulai 19 Desember 1948, Abdul Halim aktif membantu kebutuhan logistik bagi pasukan TNI dan para gerilyawan.
Residen Cirebon juga mengangkatnya menjadi Bupati Majalengka. Sebagai ulama yang berwawasan kebangsaan dan persatuan, ia menentang gerakan Darul Islam pimpinan Kartosuwiryo, walaupun ia tinggal di daerah yang dikuasai oleh Darul Islam.