KPU Dapat Kartu Merah, Blunder Surat Suara Mengejutkan di Taiwan, Simulasi Paslon Bikin Geger!
- Istimewa
Siap –Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali membuat blunder yang membuat publik khawatir akan kredibilitasnya sebagai penyelenggara pemilu.
Kali ini, blunder tersebut terjadi pada simulasi surat suara Pilpres 2024 yang hanya mencantumkan dua pasangan calon (paslon), yaitu pasangan nomor urut 1 dan 2. Padahal, sudah diketahui sejak November 2023 bahwa terdapat tiga paslon yang akan bertarung di Pilpres.
Blunder ini menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari jurnalis senior Rudi S. Kamri.
Dalam opininya di kanal YouTube Anak Bangsa TV, Rudi menyebut bahwa blunder KPU ini sangat fatal dan layak mendapatkan kartu merah.
"Kita tidak bisa menerima alasan ini hanya kesalahan manusia semata human error lalu minta maaf lagi minta maaf terus minta maaf terus demokrasi kita dipertaruhkan kita sudah myai lukka yang paling dalam mulai dari keputusan MK sekarang kita dihadapkan pada penyelenggara pemilu yang sangat-sangat tidak profesional saya katakan terus terang KPU ini layak diberikan kartu merah kalau dalam pertandingan sepak bola karenapa blundernya sudah keterlaluan kesalahannya sudah fatal," kata Rudi.
Rudi mempertanyakan bagaimana mungkin kesalahan sebesar itu bisa terjadi, padahal proses pencetakan surat suara melibatkan berbagai tahapan, termasuk desain dan persetujuan dari berbagai pihak.
"Bagaimana mungkin kita mau terima penjelasan KPU bahwa itu human error sedangkan paslon ada tiga sudah kita ketahui sekian bulan yang lalu dan kalau proses pencetakan itu kan ada proses desain kartu ada approval macam-macam prosesnya masa ini lolos semua Masa sebodoh itu KPU ini yang membuat saya heran gitu KPU terlihat sekali sangat-sangat tidak profesional," ujarnya.
Blunder KPU ini juga menambah kecurigaan publik bahwa ada upaya untuk mengintervensi hasil pemilu.
Pasalnya, surat suara yang sudah dikirim ke Taiwan sudah tercoblos, padahal pengiriman surat suara tersebut seharusnya dilakukan pada tanggal 2 Januari 2024.
"Nah dari dua kesalahan yang sangat fatal ini kelihatannya KPU memang tidak profesional. Saya kira layak komisi 2 DPR RI memanggil KPU apakah masih sanggup atau tidak menyelenggarakan pemilu ini karena ini kan sangat tidak masuk akal," kata Rudi.
Rudi pun mendesak DPR untuk segera memanggil KPU dan meminta penjelasan terkait blunder-blunder yang telah terjadi.
Ia juga meminta masyarakat untuk turut bersuara agar marwah demokrasi Indonesia tetap terjaga.
Namun dalam tayang youtube anak bangsa belum bisa di pastikan dan belum ada konfirmasi dari pihak KPU sendiri.