Rahasia Mengerikan! Teror Peranakan Tionghoa Selama Revolusi 1945-1946 Terbongkar!

Teror peranakan tionghoa
Sumber :
  • Istimewa

SiapSejarah kelam negeri ini tidak hanya menghiasi cerita 1965, tetapi juga menyelip pada euforia revolusi 1945.

Dari proses transformasi sosial pasca-Proklamasi hingga tahun 1946, terbentang kisah kelam revolusi yang diwarnai teror, balas dendam, penjarahan, dan letupan sentimen rasial.

Masa Bersiap, periode pasca-revolusi, bukan hanya menimpa golongan masyarakat Belanda dan Indo Eropa, tetapi juga merambah peranakan Tionghoa dan pangreh praja dianggap tidak nasionalistik. 

Pertanyaannya, apakah masa Bersiap hanya terjadi pada Agustus 1945 hingga 1946?

Dalam pandangan masyarakat Eropa, peristiwa Bersiap dipandang sebagai ketidakpastian saat pengalihan kedaulatan, yang tidak menjamin situasi ketenangan. 

Meskipun masyarakat Eropa merasakannya dua kali, dampaknya terasa pada korban di kalangan golongan tersebut.

Jejak Bersiap sejak kekalahan pemerintah Hindia Belanda oleh tentara Jepang ditandai dengan kekacauan dan teror di beberapa wilayah. 

Pada masa Bersiap kedua, pendapat berbeda muncul terkait lamanya fase tersebut.

Warga peranakan Tionghoa menjadi korban Bersiap di beberapa wilayah, seperti yang diungkapkan dalam kajian Anton Lucas. 

Faktor seperti sikap menolak bendera Merah Putih, pergundikan, ketidakpercayaan terhadap gerakan nasionalis, dan pertentangan dengan kelompok Islam menjadi pemicu. 

Namun, tidak semua wilayah mengalami ketegangan rasial, seperti di Pemalang yang lebih integratif.

Bukti pembunuhan terhadap warga Tionghoa pada Bersiap diungkap melalui berbagai media, termasuk Twentsch dagblad Tubantia en Enschedesche Courant.

Periode kelam ini, sayangnya, terlupakan dalam historiografi Indonesia.

Pelaku periode Bersiap menjadi pertanyaan, dengan tudingan terhadap kolaborator Soekarno dan kelompok nasionalis muda. 

Studi Anton Lucas dan Remy Limpach memperlihatkan kemungkinan pelaku, sementara kekerasan ekstrem muncul pasca Bersiap saat serdadu Belanda kembali ke wilayah Indonesia.

Reaksi masyarakat Tionghoa terhadap kekerasan Bersiap melahirkan Pao An Tui, sebuah kelaskaran yang melibatkan partai Kuo Min Tang dan berperan dalam membalas dendam. 

Periode Bersiap bukan hanya cerita heroik revolusi, tetapi juga tragik kemanusiaan yang terlupakan dalam sejarah Indonesia.