Jejak Berdarah Peristiwa Gedoran dan Sejarah Depok
- Istimewa
Laskar dan personel TKR (Tentara Keamanan Rakyat) menyerbu dan merobohkan kota Depok.
Dalam bukunya 'Gedoran Depok Revolusi Sosial Di Tepi Jakarta 1945-1955', Wenri Wanhar menulis bahwa orang Belanda di Depok terkucil dan tidak diperbolehkan membeli bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari.
Pada 9 Oktober 1945, lima keluarga yang bekerja di OTSNG Belanda dirampok massa. Keesokan harinya, terjadi penjarahan besar-besaran yang melibatkan banyak orang.
Selain penjarahan, juga terjadi pembunuhan dan pelecehan seksual seperti kejadian Mei 1998.
Saat itu, Belanda di Depok dianggap partisan Belanda. Mereka yang mengaku republikan merasa dibenarkan telah menyengsarakan hidup Belanda di Depok.
Rumahnya dijarah, barang-barang pribadinya dirusak, serta jendela dan pintu rumah Belanda di Depok dirusak karena diyakini ada harta karun di dalamnya.
Peristiwa Gedoran Depok tidak hanya sebatas kebencian kaum republik terhadap Belanda di Depok yang menolak bergabung dengan negara Indonesia. Namun, saat itu masyarakat Depok hidup mewah sehingga timbul pula kecemburuan sosial.