Air Mata Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto: Kisah Pahit Jokowi Meninggalkan Puncak Kekuasaan
- Viva.co.id
Siap –Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan kepedihan mendalam saat menceritakan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meninggalkan partai di puncak kekuasaan.
Air mata tak terbendung ketika Hasto berbicara dalam podcast Akbar Faizal Uncensored pada Kamis, 9 November 2023.
"Dengan apa yang terjadi, bukan pada seberapa sakitnya, kami sudah biasa mengalami rasa sakit itu. Ini bagian dari gemblengan-gemblengan sejarah bahwa sakit ya, kami enggak bisa menutup mata," ungkap Hasto dikutip Siap Viva dari Kanal youtube podcast Akbar Faizal Uncensored pada Minggu, 12 November 2023.
Seluruh kader PDI Perjuangan turut merasakan kesedihan atas keputusan Jokowi yang berbeda.
Hasto menyinggung peran PDI Perjuangan dalam membawa kemenangan Jokowi dalam Pilkada Solo, Pilgub DKI Jakarta, hingga Pilpres dua periode di bawah kepemimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Kami sangat sedih, Ibu Mega itu mengawal Pak Jokowi, semua, dan kami juga, saya belum menghitung berapa yang di ranting-ranting itu. Ketika bertemu dengan saya, 'kenapa bisa seperti ini?' Saya hanya bisa memberikan penjelasan bahwa manusia bisa berubah oleh sisi-sisi gelap kekuasaan, tetapi yang paling penting bagi PDI Perjuangan bukan meratapi itu," katanya.
Hasto mengakui menerima pertanyaan dari seluruh kader PDI Perjuangan terkait sikap Presiden Jokowi yang memilih berbeda jalan dengan partai.
"Ketika bertemu dengan saya, kenapa bisa seperti ini. Saya hanya bisa memberikan penjelasan bahwa manusia bisa berubah oleh sisi-sisi gelap kekuasaan," jelas dia.
Meskipun terguncang, Hasto menegaskan bahwa PDI Perjuangan akan terus maju meneruskan cita-cita bangsa yang sudah dibangun dengan darah dan air mata.
Dia yakin partai ini akan melakukan regenerasi sosok pemimpin di masa mendatang, karena kekuasaan tidak boleh diselewengkan hanya karena suatu ambisi.
PDI Perjuangan ada sepanjang bangsa ini ada. Meskipun kami sedih, kami sangat-sangat sedih, tetapi kami punya tanggung jawab bahwa apapun yang kami hadapi.
Selagi masih ada rakyat yang memerlukan harapan hidup lebih baik, pekerjaan yang layak, pendidikan untuk mengejar ketertinggalan, maka (PDIP) menghadapi berbagai persoalan ini.